Redam Hoaks, Spanduk Manfaat Vaksinasi Disebar di Pasar
Program vaksinasi Covid-19 sudah berjalan hampir delapan bulan tetapi beragam hoaks masih saja berseliweran di masyarakat, baik melalui komunikasi langsung maupun lewat media sosial. Untuk meredam hoaks sekaligus memberi edukasi, Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) bekerja sama dengan Katadata kemudian menyebarkan spanduk di pasar-pasar di sejumlah provinsi.
Spanduk tersebut setidaknya sudah dipasang di sejumlah wilayah seperti Surakarta, Makassar, Jambi, Biak, Banyuwangi, Banda Aceh, Pekanbaru, hingga Kendari.
Pemasangan spanduk di pasar menjadi penting karena pasar merupakan salah satu pusat aktivitas masyarakat yang melibatkan banyak orang. Dengan adanya edukasi, diharapkan semakin banyak orang yang kemudian tidak takut vaksin atau membantu ikut menyebarkan informasi yang benar.
"Saya sudah divaksin, alhamdulilah saya sudah sehat. Jangan takut divaksin," tutur Rahmat, pedagang di Pasar Maricaya, Makassar, kepada Katadata.
Yati, pedagang di Pasar Tanggul, Surakarta mengatakan tidak ada alasan untuk tidak ikut program vaksinasi. Selain bisa membantu untuk terhindar dari Covid-19, vaksinasi tidak memberi dampak apapun.
"Vaksin itu bagus untuk kesehatan kita. Tidak ada dampak (buruknya). Semua jadi aman sehat. Semua yang belum divaksin, saya harap tidak takut untuk divaksin karena ini buat kesehatan kita semua,"ujarnya, kepada Katadata.
Seperti diketahui, sejumlah hoaks beredar di masyarakat mengenai vaksinasi mulai dari tidak aman, bisa menimbulkan kematian, hingga adanya chip khusus yang akan dipasang ke tubuh seseorang saat divaksin.
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran APPSI menyambut baik kehadiran spanduk penangkal hoaks vaksinasi.
"Kami dukung saja sejauh itu untuk kebaikan. Jadi memang perlu imbauan seperti itu agar pedagang pasar tidak terprovokasi dengan berita berita yang tidak benar soal vaksinasi ini," tutur Ngadiran, kepada Katadata, Kamis (2/9).
Keberadaan spanduk di pasar akan mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi sekaligus mengurangi jumlah orang yang enggan divaksin.
" Itu (spanduk) untuk mengingatkan agar tidak salah persepsi. Presentase pedagang pasar yang sudah divaksinsampai saat ini sudah sekitar 40%," tuturnya.
Sependapat dengan Ngadiran, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan Sekjen juga menyambut baik kehadiran spanduk. Hanya saja, menurutnya, edukasi vaksinasi perlu dilanjutkan dengan pendekatan secara langsung kepada pedagang dan masyarakat yang beraktivitas di pasar.
"Kalau spanduk hanya sekadar imbauan saja tanpa edukasi itu tidak sampai ke orangnya secara person. Mungkin mereka hanya lihat sekilas saja spanduknya. Pendekatan komunikasi secara personal harus dibangun," tuturnya.
Pendekatan secara langsung, menurutnya, perlu dilakukan karena masyarakat harus diberi penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang tertera di spanduk dengan lebih jelas. Terlebih, secara tradisi, masyarakat Indonesia lebih senang dilakukan pendekatan secara langsung, termasuk dengan duduk bareng membicarakan sejumlah persoalan.
"Yang mungkin percaya ada hoaks vaksinasi sesuangguhnya mungkin hanya sekian persen saja. Namun, sebagian persen lainnya perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya penyebaran virus, tentang vaksinasi, dan sebagainya. Tapi perlu digarisbawahi bahwa masyarakat umum, pengunjung, pengelola dan pedagang pasar perlu ada edukasi tentang hoax tersebut," ujarnya.