Luhut Optimis Proyek Tol Cisumdawu dan Kereta Cepat Segera Rampung
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimis pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi – Sumedang – Dawuan) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa selesai dalam waktu dekat.
Luhut meninjau langsung progres pembangunan kedua proyek tersebut pada Kamis, (30/9). Didampingi oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dia mengunjungi Interchange (IC) Cileunyi dan Longsoran Sinarmulya untuk memastikan pembangunan Tol Cisumdawu terus berjalan lancar.
"Setelah dimulai pengerjaannya pada 2011 lalu, harapan kita proyek ini akan segera selesai dan tersambung dari Cileunyi sampai Dawuan diakhir tahun 2021,” kata Luhut dalam keterangan resminya, Kamis (30/9).
Jalan tol ini melewati Cileunyi, Jatinangor, Rancakalong, Sumedang, Cimalaka, Legok, Ujung Jaya, dan titik akhir di Dawuan. Tol ini akan terhubung dengan Jalan Tol Akses Bandara Kertajati, di Majalengka, Jawa Barat.
Total ruas panjang tol ini mencapai 61,71 km dan segera dirampungkan. Penanganan lereng Dusun Bojongtotor Desa Sirnamulya juga telah dilakukan untuk mendukung kesiapan jalan tol.
“Ini adalah pekerjaan hebat dari PUPR. Sekarang sudah hampir semua tersambung agar bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Mantan Menteri Koordinatior Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut.
Selain meninjau pembangunan Tol Cisumdawu, Luhut mengunjungi lokasi Casting Yard 2 yang memproduksi Girder, dilanjutkan dengan kunjungan ke DK43 THK proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Saat ini, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang dioperatori oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)
progresnya telah mencapai 78.98% per tanggal 24 September 2021. Secara kategori, pengerjaan jembatan mencapai 78.25%, subgrade works mencapai 72.42%, dan pengerjaan terowongan mencapai 95.22%.
"Progres secara keseluruhan sangat baik, saya apresiasi hal itu, beberapa kendala teknis yang perlu diperhatikan, jangan sampai merugikan rakyat sekitar," katanya.
Ia pun mengapreasi kerapihan pembangunan di wilayah pembangunan sub-grade dan jembatan. Ia menambahkan, setelah rampung, proyek ini akan menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menyelesaikan proyek ini dengan maksimal.
"Ini harus dicontoh oleh pembangunan lainnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) tengah menjadi sorotan kembali karena persoalan pembengkakan biaya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung diperkirakan mengalami pembengkakan biaya sekitar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 27 triliun. Pada awalnya, proyek tersebut diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar US$6,07 miliar atau Rp 86,8 triliun
Namun, setelah proyek berjalan, biaya proyek tersebut diperkirakan mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp 114,4 triliun.
Kendati bermasalah, PT KCIC selaku pemilik proyek optimis proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan beroperasi sesuai jadwal yang ditetapkan yakni akhir Oktober.
Pada awal September, PT Wijaya Karya (WIKA) mengatakan mereka tidak akan lagi menjadi pemimpin konsorsium dari pihak Indonesia dan mengalihkan sebagian sahamnya ke PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sebagai bagian dari upaya itu, pemerintah akan memberikan penyertaan modal negara kepada PT KAI sebesar Rp 4,1 triliun melalui APBN 2022. Anggaran sebesar itu akan dipakai untuk membiayai pembengkakan biaya (cost overrun) pada proyek KCJB.