Selain Bank, BI Akan Ajak Fintech Terapkan BI Fast

Abdul Azis Said
22 Oktober 2021, 18:57
fintech, BI fast, Bank Indonesia
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Warga melintas disamping mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Link di Jakarta, Minggu (23/5/2021). Mulai 1 Juni 2021, bagi nasabah bank BUMN yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN yang melakukan transaksi di ATM Link akan dikenakan biaya untuk cek saldo dan tarik tunai, tarif yang diberlakukan untuk transaksi cek saldo dari Rp0 menjadi Rp2.500 dan tarik tunai dari Rp0 menjadi Rp5.000 sementara untuk transfer ke sesama bank BUMN tetap Rp4.000.

Bank Indonesia (BI) sudah menunjukan 22 bank yang akan mengimplementasikan BI Fast tahap pertama pada pertengahan Desember mendatang. Selain bank, BI berjanji akan melibatkan peserta lainnya termasuk penyedia layanan fintech dalam program BI-Fast masa mendatang.

"Seluruh perusahan jasa pembayaran apakan bank maupun non-bank yang sudah mendapatkan listing dari BI itu silahkan ikut, kami mengundang, tapi tergantung kesiapannya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/10).

Perry menjelaskan, untuk tahap pertama implementasi akan sepenuhya diikuti oleh perbankan.

Kendati demikian, pada implementasi tahap kedua akan mulai beragam yaitu 21 bank dan satu lembaga non-bank yakni Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Implementasi tahap kedua akan digelar pada Januari 2021.

 Selain itu, dia menyebut kepesertaan BI-Fast terbuka bukan hanya bagi bank, namun juga lembaga selain bank (LSB) termasuk fintech serta pihak lainnya. Namun,  kepesertaan diberikan selama mereka memenuhi kriteria.

Adapun kriteri yang ditetapkan oleh BI ada dua yakni kriteria umum dan kriteria khusus.

"Kriteria umum kepesertaan mencakup pemenuhan aspek kelembagaan, aspek kinerja keuangan, dan aspek kapabilitas sistem informasi," ungkap Perry.

Sementara kriteria khusus terdiri atas empat ketentuan yang kemudian dikenal sebagai 4C. Pertama, contribution yakni kontribusinya dalam ekonomi dan keuangan digital.

Kedua, capability atau kemampuan permodalan dan likuiditas.

Ketiga, collaboration yakni dukungan terhadap kebijakan BI ke depan. Keempat, champion in readiness yakni mengukur kesiapan peserta dari sisi people, process, technology serta kesiapan sebagai pengelola dana.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...