ZEE Belum Termanfaatkan, Menteri Kelautan Ajak Nelayan Perbesar Kapal
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia belum dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan lantaran minimnya jumlah kapal berkapasitas besar. Maka itu, pemerintah mendorong kelompok nelayan untuk mengajukan kredit usaha rakyat (KUR).
"Nelayan penangkap tuna yang mau membeli kapal besar dengan harga Rp 5 miliar bisa berkumpul membentuk kelompok sebanyak 100 orang dengan jumlah kredit per orang Rp 50 juta dikali 100 orang bisa mengakses bantuan ini," kata dia di Jakarta, Rabu (18/12).
(Baca: Menteri Perikanan Sebut Izin Tangkap Ikan Sudah Bisa Selesai Satu Jam)
Ia menjelaskan, tahun ini, KUR tersedia mencapai Rp 190 triliun, dengan bunga 6%. "Bank pasti kasih tanpa agunan. Agunannya ya kapal itu, ini kalau (nelayan) mau naik kelas," kata dia. Ia pun menyatakan pemerintah akan melakukan pendampingan kepada kelompok nelayan yang mengajukan KUR kapal.
Adapun untuk mendorong bisnis perikanan laut, Edhy mengatakan, pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk pembangunan industri hasil perikanan laut dan tempat penyimpanan hasil tangkapan (cold storage). Tujuannya, agar nelayan agar dapat meningkatkan nilai ekonomi dari tangkapan laut.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi Tuna, Tongkol, dan Cakalang (TTC) Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Volume produksi TTC Indonesia pada 2017 mencapai 1,3 juta ton. Angka tersebut meningkat 5,25% dari 2016 yang sebesar 1,2 juta ton. Adapun kontribusi produksi TTC Indonesia sebesar 20,06% dari total produksi global.
(Baca: Dikritik Susi, Jokowi Bela Kebijakan Ekspor Benih Lobster)
Selain itu, volume produksi TTC Indonesia memiliki selisih yang cukup jauh dibandingkan dengan Vietnam yang menduduki posisi kedua. Volume produksi TTC Vietnam sebesar 483,4 ribu ton, lebih sedikit 856,7 ribu ton dari Indonesia. Negara selanjutnya yang memiliki volume produksi TTC terbesar yaitu Ekuador 383,3 ribu ton, Filipina 376,3 ribu ton, dan Jepang 330,6 ribu ton.
Papua Nugini berada di peringkat keenam dengan volume produksi TTC sebesar 303,8 ribu ton. Korea Selatan dan Spanyol menyusul dengan volume produksi TTC masing-masing sebesar 293 ribu dan 274,6 ribu ton. Adapun total produksi TTC dunia mencapai 6,7 juta ton.