Penjualan Ritel Makanan dan Perawatan Pribadi Cepat Pulih Saat Pandemi

Agatha Olivia Victoria
23 Juni 2021, 20:01
Penjualan Ritel Makanan dan Perawatan Pribadi Cepat Pulih Saat Pandemi
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/pras.
Sejumlah petugas BPOM Gorontalo memeriksa kondisi produk pangan yang dijual di salah satu retail modern di Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (10/5/2021).

Lembaga Survei Konsumen NielsenIQ melaporkan penjualan ritel makanan dan perawatan pribadi pulih paling cepat di tengah pandemi yang memaksa orang lebih sering di rumah. Ini tercermin dari besarnya peranan pertumbuhan kedua produk tersebut terhadap penjualan ritel barang konsumen yang bergerak cepat alias fast-moving consumer goods (FMCG).

Senior Manager Consumer Intelligence NielsenIQ Indonesia Nansita Basuki mengatakan bahwa kedua produk tersebut membuat pengalaman tinggal di rumah menjadi menyenangkan. “Sehingga pertumbuhannya bisa lebih cepat saat ini,” kata Nansita dalam press briefing NielsenIQ Looking Closer Consumer Behavior Recovery Signs, Rabu (23/6).

Makanan menyumbang peran paling besar, yakni 34 %, pada penjualan ritel FMCG pada April 2021. Namun, penjualan produk tersebut terkontraksi 1 % jika dibandingkan April 2020 dan hanya tumbuh tipis dibanding Januari 2021.

Jenis makanan yang yang menyumbang pertumbuhan antara lain bahan-bahan masakan 10 %, makanan instan 11 %, serta snack 13 %. “Ini seiring banyaknya masyarakat yang cenderung memasak makanan di rumah selama pandemi,” ujar Nansita.

Sementara, perawatan pribadi menyumbang 19 % terhadap penjualan ritel FMCG. Jenis perawatan yang dijual cukup signifikan yakni produk kecantikan berandil 5 %, perawatan pribadi dasar 13 %, dan kosmetik 1 %. Ketiganya merupakan perawatan pribadi yang umum dikonsumsi masyarakat untuk memanjakan diri.

Selain kedua produk tersebut, terdapat beberapa produk penjualan ritel lainnya yang pulih lebih cepat. Di antaranya yakni minuman dengan peran sebesar 32 %, perawatan rumah 10 %, perawatan kesehatan 1 %, dan obat-obatan 3 %.

Selain itu, Nansita menjelaskan bahwa penjualan ritel beberapa barang kebutuhan Covid-19 mulai normal, meski masih ada satu produk yang tumbuh cukup tinggi yakni hand sanitizer. Penjualan ritel kebutuhan pandemi yang mulai normal yakni sabun tangan cair, ikan dan daging kaleng, bumbu cair, keju, vitamin, antiseptik cair, saos tomat, tepung bumbu, dan mi instan.

Ia menyebutkan bahwa pergerakan pemulihan di berbagai tempat belanja baik modern maupun tradisional mulai terjadi. Hal ini terlihat dari antusiasme konsumen pada periode Idul Fitri 2021 yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sebelumnya, hasil survei Bank DBS terhadap konsumen di Indonesia menunjukkan sebanyak 69 % responden memilih memasak di rumah setelah Covid-19 merebak di dalam negeri. Proporsi tersebut meningkat dibandingkan masa sebelum pandemi, yang sebesar 42 %.

Responden yang menggunakan jasa pesan-antar dan membungkus makanan dari restoran juga meningkat, masing-masing menjadi 18 dan 8 %. Sedangkan mereka yang memilih makan di luar rumah turun drastis, dari 35 menjadi hanya 5 %.

Selain itu, sebanyak 73 % responden tercatat membeli produk non-makanan, seperti pakaian, sepatu, kecantikan, furnitur, dan barang elektronik, di toko fisiknya sebelum pandemi. Namun, sebagian besar dari proporsi tersebut mengubah kebiasaannya pasca penyebaran virus meluas.

Semakin banyak responden yang membeli produk non-makanan di e-commerce, yakni dari 24 % menjadi 66 %. Mereka juga lebih sering berbelanja di situs perusahaan (6 %) dan media sosial (3 %). Minat terhadap bisnis lokal pun meningkat.

Bank DBS melakukan survei ini secara daring dengan melibatkan 545 responden di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Survei dilakukan pada 18 Juni – 3 Juli 2020.

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...