Radio Handy Talky Jadi Solusi Pembelajaran Jarak Jauh Show
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Image title
Oleh Antara
24 April 2021, 07:00

Foto: Radio Handy Talky, Solusi Pembelajaran Jarak Jauh

Kokok ayam bersahutan. Jarum jam menunjuk angka tujuh. Sejumlah anak yang bermukim di Desa Pasawahan, Kecamatan Banjaranyar, Ciamis, Jawa Barat bergegas mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kegiatan rutin setiap pagi ini sejak delapan bulan terakhir selama pandemi Covid-19.

Sayup-sayup terdengar suara laki-laki. Guru wali kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Pasawahan, Yayat Hayatulhasani memanggil-manggil para siswa dan siswi dari radio handy talky (HT). “Cek, cek, Romeo, Alpa, Delta, India, Oscar,” kata Yayat dari kejauhan.

Manda Setiani bergegas menggapai HT yang digantung di dinding ruang tamu, tepat di samping rak televisi. “Iya Pak, masuk,” jawab Manda di HT. Itulah aktivitas rutin salah satu siswi Madrasah Ibtidaiyah Pasawahan Manda Setiani yang tinggal di Desa Pesawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Perkampungan tempat ia tinggal jauh dari pusat keramaian perkotaan sehingga akses internet tidak memadai. Sejak diberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh, sekolah tersebut menerapkan pembelajaran daring menggunakan pesawat HT. Satu pesawat HT bisa digunakan 5-10 siswa sebagai media berkomunikasi mengenai tugas dan proses belajar.

Pihak sekolah hanya mampu menyediakan enam radio handy talky yang tersebar di lima kelompok, di Dusun Ciakar, Karang Petir, Munggangwareng, Jambu Dipa, dan Karang Wangkal. Dari enam HT tersebut, dua di antaranya sudah memakai antena permanen yang menggunakan frekuensi VHF dengan sistem "direct" lantaran tak memiliki "repeater". HT yang menggunakan antena eksternal dipasang oleh orang tua siswa yang dijadikan tempat berkumpul beberapa siswa dalam sebuah kelompok belajar.

Bagi kelompok yang pesawat HT-nya tidak menggunakan antena ekternal, mereka harus rela mencari frekwensi yang dapat menangkap pancaran dari HT sang guru. Untuk mendapatkan frekuensi yang tepat, tak jarang siswa harus berjalan beramai-ramai mencari titik tertentu. Bisa di pinggir jalan, kebun, bahkan dalam hutan. Beragam lika-liku perjuangan tersebut lantaran tidak tersedia koneksi internet yang memadai.

Selain itu, subsidi kuota internet untuk belajar dari pemerintah juga tidak bisa digunakan karena keterbatasan kepemilikan gawai, juga tidak ada koneksi internet yang cukup di daerah tersebut. Meski tidak sempurna, setelah berbagai uji coba, para guru dan murid akhirnya mengandalkan HT sebagai solusi pembelajaran jarak jauh.

Semangat belajar dan mengajar para siswa dan guru menjadi modal dasar pembelajaran tetap berlangsung di tengah keterbatasan akses komunikasi berbasis internet.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami