Efektivitas Vaksinasi Covid-19 Demi Indonesia 2045

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
30 Maret 2021, 19:16
Ilustrasi Vaksin Covid-19
AstraZeneca

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) mengestimasikan 70 persen penduduk di Jawa dan Bali dapat tervaksinasi per Oktober 2021. Ini sejalan dengan target membentuk kekebalan populasi melalui vaksinasi dalam waktu 15 bulan. Semakin efektif vaksinasi maka target menjadi negara besar pada 2045 lebih realistis.

Sekretaris Eksekutif KPC PEN Raden Pardede mengatakan, per 24 Maret 2021 sudah sekitar 477.000 penduduk divaksinasi per hari. Oleh karena itu, imbuhnya pada Mei 2021 diharapkan bisa mencapai 1 juta orang, sehingga pada Juni sudah lebih dari 1 juta. 

“Alhasil, target kita tahun ini 181,5 juta penduduk divaksin bisa tercapai. Angka ini merupakan magic number untuk bisa mendapatkan herd immunity. Bahkan, ditargetkan bukan hanya dalam 15 bulan melainkan per akhir tahun bisa tercapai. Kami berusaha keras untuk itu,” katanya dalam salah satu sesi diskusi Katadata IDE 2021 yang terealisasi berkat dukungan Rajawali Foundation, Kamis (25/3/2021).

Pada tataran global, jumlah vaksin berkisar 6 miliar dosis di dunia tapi ini bukan hanya untuk Covid-19 melainkan pula untuk TBC dan polio. Sementara itu, jumlah vaksin Covid-19 yang dibutuhkan di dunia sekitar 11 miliar dosis untuk populasi penduduk sekitar 5,5 miliar orang, dengan catatan per orang memperoleh dua dosis vaksin.

Guna mencapai herd immunity atau kekebalan populasi di dunia maka dibutuhkan 70 persen penduduk divaksinasi. Dengan perkiraan penduduk dunia sekitar 7,7 miliar maka yang harus divaksinasi setidaknya 5,5 miliar orang. 

Namun, dalam praktiknya keterbatasan pasokan vaksin Covid-19 menjadi tantangan tersendiri, tidak hanya bagi Indonesia melainkan pula bagi negara-negara lain. Keterbatasan vaksin Covid-19 juga dapat menjadi tantangan bagi RI untuk menjadi negara besar pada 2045 mendatang. 

Tantangan 2045

Pemerintah pada 2019 meluncurkan visi Indonesia 2045 dengan target menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kelima di dunia dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai US$ 7,3 triliun dan pendapatan per kapita US$ 25.000. Profesor emeritus bidang ekonomi Universitas Boston, Amerika Serikat, Prof. Gustav Fritz Papanek memaparkan lima pilar pembaruan ekonomi yang dapat dilakukan Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai target visi 2045. 

Ia mengatakan, perubahan tersebut sulit dilakukan namun akan menjadi masalah jika tidak dilakukan. Ekonomi akan tumbuh dengan lambat dan menyebabkan kesenjangan pendapatan yang sangat besar. 

“Perubahan ini memang sulit tetapi manfaatnya sangat besar karena karena orang-orang yang ekonominya tertinggal ini akan marah ketika mereka melihat hanya segelintir orang yang mendapat manfaat dari pembangunan,” kata Gustav dalam acara IDE 2021 pula.

Lima pilar pembaruan ekonomi yang dimaksud Prof. Gustav yaitu, satu, menurunkan nilai rupiah (devaluasi) untuk meningkatkan daya saing ekspor. Tetapi agar manfaat devaluasi dapat dirasakan, perlu ada kompensasi terhadap harga barang-barang kebutuhan pokok untuk masyarakat miskin. Ini dibutuhkan untuk meredam dampak devaluasi mata uang terhadap inflasi. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...