Bank Mandiri Kembangkan Super App untuk Pasar Milenial dan Gen Z

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
20 Agustus 2021, 19:23
Kontraprestasi Mandiri
Mandiri

Jakarta– Digitalisasi perekonomian sudah menjadi realitas global selama beberapa dekade terakhir. Bahkan menurut data Brookings Institution, ekonomi digital global tumbuh 2,5 kali pertumbuhan produk domestik produk (PDB) dalam 15 tahun terakhir, hingga mencapai US$11,5 triliun atau 15,5 persen PDB dunia pada 2019 atau sebelum pandemi.

Pandemi COVID-19 yang saat ini masih melanda dunia diakui menjadi akselerator digitalisasi di berbagai industri termasuk sektor keuangan dan perbankan yang membuat ekonomi digital kian penting. Meski demikian, ekonomi digital justru melesat 11 persen berdasarkan data dari studi Google, Temasek, dan Bain & Company. Hal ini menandakan, kebutuhan layanan digital masyarakat semakin masif di tengah pandemi.

Advertisement

Bank Mandiri meyakini bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi digital akan terus berlanjut ketika pandemi berakhir. Apalagi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, gabungan kaum milenial dan Gen Z yang merupakan pemicu pertumbuhan gaya hidup digital saat ini sudah mencapai hampir 54 persen jumlah penduduk Indonesia alias menjadi penduduk mayoritas di Tanah Air.

Menurut Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama, Bank Mandiri memahami bahwa jumlah nasabah atau calon nasabah dari kaum milenial dan Gen Z akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan layanan perbankan pun akan semakin bergeser, yakni tidak hanya untuk menabung, mengambil kredit konsumen, atau melakukan berbagai transaksi keuangan tapi juga untuk berbagai kebutuhan gaya hidup. Termasuk kebutuhan investasi mulai dari reksa dana, obligasi, saham dan lain-lain.

“Untuk itu, kami telah menyiapkan roadmap strategi digital untuk menghadirkan layanan digital banking yang bisa dapat melayani seluruh kebutuhan nasabah tersebut,” ujarnya.

Serius dengan roadmap ini, Bank Mandiri bahkan sudah menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar Rp2 triliun untuk alokasi pengembangan digital banking, capabilities, dan infrastruktur. Di samping itu, setidaknya terdapat tiga poin utama yang menjadi strategi utama pengembangan digital perseroan ke depan.

Pertama, Bank Mandiri memastikan kesiapan layanan digitalnya menjadi unggulan dengan melihat aspek core banking dan sistem yang ada. Dengan infrastruktur sangat memadai, layanan digital Bank Mandiri akan memiliki performa yang tinggi untuk melayani para nasabah dan mitra.

Kedua, Bank Mandiri mentransformasi pengembangan produk/layanan perbankan yang awalnya dibuat secara tradisional menjadi produk yang sepenuhnya digital native. Dengan demikian, nasabah bisa mengakses layanan digital Bank Mandiri dari mobile apps yang lebih nyaman dan aman.

Ketiga, semua channels layanan perbankan di Bank Mandiri harus diperbaharui sesuai kebutuhan nasabah (konsumen sentris). Hal ini membuat layanan digital Bank Mandiri bisa setara atau lebih baik dari layanan-layanan dari perusahaan teknologi atau fintech, dengan keamanan dan perlindungan data nasabah yang jauh lebih baik.

Livin’ by Mandiri yang telah diperkenalkan sejak awal 2021 akan menjadi aplikasi andalan Bank Mandiri menyongsong era perbankan digital. Respons masyarakat terhadap Livin' by Mandiri sangat tinggi, dengan pengguna aktif sudah mencapai 7,1 juta hingga saat ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement