Bank Mandiri Kembangkan Super App untuk Pasar Milenial dan Gen Z
Jakarta– Digitalisasi perekonomian sudah menjadi realitas global selama beberapa dekade terakhir. Bahkan menurut data Brookings Institution, ekonomi digital global tumbuh 2,5 kali pertumbuhan produk domestik produk (PDB) dalam 15 tahun terakhir, hingga mencapai US$11,5 triliun atau 15,5 persen PDB dunia pada 2019 atau sebelum pandemi.
Pandemi COVID-19 yang saat ini masih melanda dunia diakui menjadi akselerator digitalisasi di berbagai industri termasuk sektor keuangan dan perbankan yang membuat ekonomi digital kian penting. Meski demikian, ekonomi digital justru melesat 11 persen berdasarkan data dari studi Google, Temasek, dan Bain & Company. Hal ini menandakan, kebutuhan layanan digital masyarakat semakin masif di tengah pandemi.
Bank Mandiri meyakini bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi digital akan terus berlanjut ketika pandemi berakhir. Apalagi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, gabungan kaum milenial dan Gen Z yang merupakan pemicu pertumbuhan gaya hidup digital saat ini sudah mencapai hampir 54 persen jumlah penduduk Indonesia alias menjadi penduduk mayoritas di Tanah Air.
Menurut Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama, Bank Mandiri memahami bahwa jumlah nasabah atau calon nasabah dari kaum milenial dan Gen Z akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan layanan perbankan pun akan semakin bergeser, yakni tidak hanya untuk menabung, mengambil kredit konsumen, atau melakukan berbagai transaksi keuangan tapi juga untuk berbagai kebutuhan gaya hidup. Termasuk kebutuhan investasi mulai dari reksa dana, obligasi, saham dan lain-lain.
“Untuk itu, kami telah menyiapkan roadmap strategi digital untuk menghadirkan layanan digital banking yang bisa dapat melayani seluruh kebutuhan nasabah tersebut,” ujarnya.
Serius dengan roadmap ini, Bank Mandiri bahkan sudah menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar Rp2 triliun untuk alokasi pengembangan digital banking, capabilities, dan infrastruktur. Di samping itu, setidaknya terdapat tiga poin utama yang menjadi strategi utama pengembangan digital perseroan ke depan.
Pertama, Bank Mandiri memastikan kesiapan layanan digitalnya menjadi unggulan dengan melihat aspek core banking dan sistem yang ada. Dengan infrastruktur sangat memadai, layanan digital Bank Mandiri akan memiliki performa yang tinggi untuk melayani para nasabah dan mitra.
Kedua, Bank Mandiri mentransformasi pengembangan produk/layanan perbankan yang awalnya dibuat secara tradisional menjadi produk yang sepenuhnya digital native. Dengan demikian, nasabah bisa mengakses layanan digital Bank Mandiri dari mobile apps yang lebih nyaman dan aman.
Ketiga, semua channels layanan perbankan di Bank Mandiri harus diperbaharui sesuai kebutuhan nasabah (konsumen sentris). Hal ini membuat layanan digital Bank Mandiri bisa setara atau lebih baik dari layanan-layanan dari perusahaan teknologi atau fintech, dengan keamanan dan perlindungan data nasabah yang jauh lebih baik.
Livin’ by Mandiri yang telah diperkenalkan sejak awal 2021 akan menjadi aplikasi andalan Bank Mandiri menyongsong era perbankan digital. Respons masyarakat terhadap Livin' by Mandiri sangat tinggi, dengan pengguna aktif sudah mencapai 7,1 juta hingga saat ini.
Salah satu keunggulan dari dari Livin’ by Mandiri di masa pandemi ini adalah nasabah bisa mengurangi kunjungan ke channel fisik baik kantor cabang/kantor cabang pembantu atau mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan beralih ke aplikasi Livin’ by Mandiri gadget untuk mengakses berbagai layanan perbankan.
Sejauh ini, transaksi melalui aplikasi Livin' by Mandiri sudah lebih tinggi dari transaksi melalui ATM Bank Mandiri dan ATM Bersama. Pada kuartal II-2021, transaksi di ATM mencapai Rp210 triliun, sedangkan transaksi melalui Livin' by Mandiri sudah melampaui lebih dari 1,5 kali lipat yakni mencapai Rp388 triliun.
Dari sisi jumlah transaksi, Livin' by Mandiri juga lebih digemari nasabah dengan total transaksi finansial yang menembus 235 juta per kuartal II 2021. Melampaui transaksi di ATM Bank Mandiri yang mencapai 206 juta transaksi pada periode yang sama.
Tingginya respons masyarakat terhadap layanan Livin’ by Mandiri membuat Bank Mandiri semakin memperkuat komitmennya untuk melakukan upgrade aplikasi Livin sehingga bertransformasi menjadi super app perbankan kuartal terakhir tahun ini.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan menambahkan, Livin’ by Mandiri versi baru akan menjadi super app yang menyediakan semua layanan perbankan dalam satu platform, tanpa harus berpindah antar aplikasi atau platform saat melakukan transaksi atau aktivitas perbankan lainnya. Dengan super app Livin’, nasabah Bank Mandiri akan meraih manfaat yang luar biasa dalam seluruh aktivitas transaksi finansial, termasuk gaya hidup digital,” katanya.
Lewat aplikasi Livin’ by Mandiri, Bank Mandiri bersiap untuk menjadi penyedia layanan jasa keuangan (tabungan, deposito, wealth management, dan obligasi negara), asuransi, reksa dana, kartu kredit, kartu kredit tambahan, hingga pinjaman, sekaligus mendorong pertumbuhan dengan bisnis model ekosistem kemitraan yang dapat dijalin dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) dan termasuk kolaborasi dengan pelaku-pelaku usaha dari sektor industri lainnya.
Melalui super app ini, Bank Mandiri akan mampu menghadirkan kebutuhan layanan bagi para nasabah dari kalangan milenial dan Gen Z mulai dari kebutuhan gaya hidup, seperti marketplace, travel, pembelian tiket, pemesanan hotel, e-commerce, pembelian pulsa/paket data, top-up e-money/e-wallet, hingga pembayaran tagihan (listrik, telepon, air, dan lain-lain), serta pembiayaan pendidikan, asuransi dan bahkan untuk layanan publik (BPJS dan pajak).
Lebih jauh, Livin’ by Mandiri versi baru juga akan menjadi super app yang bisa terintegrasi dengan transaksi wholesale dan mendorong penerapan open banking API (Mandiri API) yang lebih luas dengan mitra-mitra Bank Mandiri. Harapannya, Bank Mandiri bisa mendorong pertumbuhan ekosistem digitalnya sekaligus mengakselerasi peralihan nasabah dari kantor cabang atau gerasi fisik lain ke layanan digital berbasis aplikasi.
Dengan semakin banyaknya trasaksi perbankan dilakukan secara digital, fee base income akan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi Bank Mandiri. “Dengan kata lain, super app Livin’ terbaru menjadi salah satu model bisnis perbankan andalan Bank Mandiri untuk menjawab disrupsi digital di sektor finansial dan perbankan,” ujar Timothy Utama.