Peta Vaksin Covid-19 Incaran Pemerintah, dari Tiongkok hingga UEA

Pingit Aria
25 Agustus 2020, 16:56
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia akan mendapatkan 290 juta vaksin virus corona pada akhir 2021. Pemerintah telah menjalin kerja sama bilateral dengan sejumlah negara dalam pengembangan vaksin.

“Saya sudah mendapatkan laporan dari Menteri Luar Negeri (Retno Marsuri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir) bahwa sampai 2021, kita sudah kurang lebih mendapatkan komitmen 290 juta vaksin Covid-19,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8).

Advertisement

Untuk tahap pertama, Indonesia akan mendapatkan vaksin virus corona hingga 30 juta dosis pada akhir 2020. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah hingga akhir 2021.

Selain impor, vaksin Covid-19 juga tengah dikembangkan oleh Lembaga Molekuler Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sejumlah perguruan tinggi. Produk lokal ini akan menambah stok vaksin di dalam negeri.

Menurut Jokowi, tak masalah jika jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia nantinya melebihi kebutuhan dalam negeri. Sebab, kelebihan tersebut bida dijual ke negara lain yang membutuhkan.

BACA JUGA

Berikut adalah pemetaan asal vaksin Covid-19 yang bakal masuk Indonesia:

Dari Tiongkok

Pemerintah, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah bekerja sama dengan perusahaan negara lain dalam penelitian dan produksi vaksin Covid-19. Contohnya kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac.

Dari Sinovac, Bio Farma telah mendapat komitmen pengiriman bulk atau konsentrat vaksin Covid-19 ready to fill (RTF) sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 hingga Maret 2021. Kepastian tersebut terjadi setelah kedua perusahaan farmasi menandatangani Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine di Hainan, Tiongkok, Kamis (20/8) lalu.

Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dan General Manager Sinovac, Gao Xiang. Turut menyaksikan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi.

Saat ini, uji klinis tahap ketiga vaksin hasil kerja sama Bio Farma dan Sinovac tengah digelar di Universitas Padjadjaran, Bandung. Lebih dari 2.000 orang mendaftar untuk menjadi relawan uji vaksin ini, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement