Lampu Hijau Pertandingan Sepak Bola dan Basket Tanpa Penonton
Penyelenggaraan kompetisi olahraga tak luput dari dampak pandemi Covid-19. Kini, musim kompetisi bola basket dan sepak bola akan dilanjutkan dengan protokol Kesehatan yang ketat, dan tanpa penonton.
Sebelum memulai kompetisi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), dan PT Bola Basket Indonesia.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan bahwa penerapan protokol kesehatan menjadi hal yang mutlak dilakukan dalam kompetisi maupun ajang olahraga di tengah pandemi.
"Protokol kesehatan adalah hal yang mutlak yang harus kita perhatikan. Tidak boleh ada tawar-menawar dengan ketentuan protokol kesehatan," kata Doni di sela penandatanganan nota kesepahaman Penyelenggaraan Olahraga Aman COVID-19 yang digelar secara virtual di Jakarta, Kamis (17/9).
Hal itu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan(KMK) HK.01.07-MENKES-382-2020 tentang Protokol Kesehatan Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan COVID-19, yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan pada 19 Juni 2020.
"Protokol kesehatan dapat dijadikan acuan untuk mencegah klaster baru selama beraktivitas di tempat dan fasilitas umum termasuk kegiatan olahraga,” ujarnya.
Untuk itu, Doni meminta agar setiap penyelenggara ajang olahraga wajib berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19, Dinas Kesehatan dan Dinas/Lembaga lainnya di daerah, baik di tingkat kabupaten, kota dan provinsi.
Atur Zonasi dan Tanpa Penonton
Mengacu pada aturan protokol kesehatan, Doni juga menjelaskan bahwa pertandingan sepak bola dan basket tidak boleh ada penonton.
"Perlu dipastikan untuk seluruh kompetisi sepak bola dan bola basket akan dilaksanakan tanpa penonton. Mohon ini menjadi atensi bagi para penyelenggara untuk betul-betul mentaati konsensus yang telah dilakukan," tutur Doni.
Selain itu, Doni juga meminta agar seluruh personel dan pemain harus melalui pemeriksaan kesehatan swab test dan dilakukan secara berkala. Penyelenggara juga harus memastikan seluruh personel dan pemain benar-benar sehat dan tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Pertandingan olahraga sangat penting, tetapi kesehatan seluruhnya baik itu pemain maupun penyelenggaranya juga harus menjadi prioritas kita," kata Doni.
Sebagaimana yang diketahui bahwa penyakit komorbid berpotensi membuat penderitanya semakin parah apabila terjangkit Covid-19 hingga berujung kematian. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 92% kasus kematian COVID-19 dipicu karena adanya faktor komorbiditas dari para penderitanya.
Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga meminta agar penyelenggaraan kompetisi olahraga juga harus memperhatikan zonasi Covid-19 pada tiap-tiap daerah.
"Artinya, kalau suatu daerah zona dengan ancaman Covid-19 meningkaat, maka harus ada langkah-langkah untuk evaluasi untuk bisa dilakukan relokasi tempat pertandingan," ujarnya.
Berikut adalah Databoks perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia:
Persiapan Kompetisi
Penyelenggaran kompetisi speak bola dan basket tak hanya ditunggu oleh para penikmat olahraga, melainkan juga para atlet. Tak hanya sebagai hiburan, kompetisi juga meningkatkan kualitas para atlet itu sendiri.
“Kompetisi ini akan kembali meningkatkan kualitas olah ragawan kita, yang memang harus mampu mempertahankan keterampilan maupun kemampuan fisiknya,” kata Doni.
Doni yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan bahwa ia mengharapkan kompetisi yang bergulir Kembali dapat menjadi simbol terhadap terlaksananya sebuah erah kehidupan baru, sebuah masyarakat yang tetap produktif dan aman.
Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih mengatakan, dengan dapat berjalannya liga profesional bola basket ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi atlet Indonesia, khususnya menjelang pelaksanaan FIBA Asia Cup 2021 dan World Cup 2023 mendatang.
Pada kesempatan itu, ia berpesan bahwa pelaksanaan kompetisi bola basket Indonesian Basketball League (IBL) melakukan pengawasan dalam implementasi kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Muhammad Iriawan menyampaikan bahwa PT LIB sebagai operator Liga 1 dan Liga 2 akan kembali melanjutkan kompetisi. Liga 1 akan dilanjutkan mulai 1 Oktober 2020 dengan mempertemukan antara PSS Sleman dan Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
“Kemudian Liga 1 akan dimulai pada 17 Oktober-5 Desember 2020. Sebanyak 24 tim peserta dibagi ke dalam 4 grup dengan 4 tuan rumah. Finalis akan lolos ke Liga 1 pada 2021,” ujarnya.
Iriawan menambahkan bahwa kelanjutan Liga 1 akan dipusatkan di Pulau Jawa. Ada enam tim di luar Jawa yang akan menjadikan Provinsi Yogyakarta dan Kota Malang sebagai home base mereka.