Ada Tiongkok di Balik Kenaikan Harga Kedelai hingga Tahu Tempe Hilang

Pingit Aria
4 Januari 2021, 18:45
Perajin tahu memproduksi tahu berbahan kedelei di desa Krajan, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin (4/1/2021). Menurut perajin mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi hingga mengurangi ukuran tahu akibat naiknya harga kacang kedelei impor yang semula R
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/hp.
Perajin tahu memproduksi tahu berbahan kedelei di desa Krajan, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin (4/1/2021). Menurut perajin mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi hingga mengurangi ukuran tahu akibat naiknya harga kacang kedelei impor yang semula Rp.7 ribu menjadi Rp.9 ribu per kilogram.

Tahun baru 2021 diwarnai dengan menghilangnya tahu tempe dari pasaran. Penyebabnya, ribuan perajin tahu tempe mogok kerja karena tingginya harga bahan baku kedelai.

Di Ibu Kota, sekitar 5.000 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tergabung Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021.

Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo mengatakan, langkah tersebut merupakan bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan baku kedelai impor dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram (kg).

Seruan mogok kerja itu juga disampaikan Handoko kepada jajaran pengurus di wilayah Provinsi Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Hari ini, para perajin tahu tempe telah mulai berproduksi. Namun, mereka menaikkan harga jual sekitar 20% karena harus menyesuaikan dengan harga kedelai yang juga meningkat.

Dengan begitu, para produsen yang didominasi UMKM ini tidak menanggung kerugian. "Kami juga sudah berkomunikasi dengan jajaran pengurus di Jawa Barat agar kenaikan harga dilakukan secara kompak," katanya.

Berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), ketersediaan stok kedelai di gudang importir normalnya di angka 450 ribu ton. Dari jumlah itu, kebutuhan anggota Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo) sebesar 150-160 ribu ton per bulan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...