WhatsApp Hadirkan Layanan Pesan Berbayar bagi Korporasi

Desy Setyowati
3 Agustus 2018, 10:34
WhatsApp Hadirkan Layanan Pesan Berbayar bagi Korporasi
PXHERE.COM
Ilustrasi WhatsApp

WhatsApp meluncurkan layanan pesan berbayar untuk korporasi. Langkah ini ditempuh karena pendapatan WhatsApp yang minim tanpa iklan.

Untuk layanan ini, WhatsApp akan menentukan tarif yang berbeda di setiap Negara. "Untuk tiap pesan yang terkirim akan dikenakan biaya tetap (fix rate), mulai dari 0,5 sen hingga 9 sen," demikian pernyataan WhatsApp sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (1/8) lalu.

Dengan demikian, bisa jadi tarif pesan korporasi WhatsApp bakal lebih tinggi dari layanan Short Message Services (SMS) di beberapa Negara. Sebagai perbandingan, di Indonesia tarif pengiriman pesan singkat rata-rata sebesar Rp 145. Sementara rentang harga pesan WhatsApp, jika dirupiahkan setara Rp 72,5-Rp 1.305 per pesan terkirim.

Layanan pesan berbayar WhatsApp ini dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti konfirmasi pengiriman barang, janji bertemu, tiket acara, dan yang lainnya. Sebelumnya, pada Januari 2018 lalu, Chief Operating Officer (COO) WhatsApp Matt Idema memang sudah menyampaikan bahwa perusahannya bakal menerapkan aplikasi WhatsApp Business.

(Baca juga: Facebook Berencana Masukkan Iklan ke WhatsApp)

Untuk bisa merealisasikan langkah ini, Whatsapp bakal membuat aplikasi pemrogaman antarmuka (application programming interface/API) khusus untuk bisnis. WhatsApp juga meluncurkan fitur baru, pay-to-use bagi pengguna korporasi. Melalui fitur itu, perusahaan bisa menyelipkan informasi seperti tanggal pengiriman barang di setiap pesan.

Adapun jumlah pengguna WhatsApp saat ini mencapai 1,5 miliar di seluruh dunia. Sementara jumlah pengguna aktif akun WhatsApp Bussiness sebanyak 3 juta.

Sebelumnya, Facebook sebagai perusahaan induk WhatsApp telah mencari cara agar aplikasi chatting ini bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Sebabnya, sementara para pendiri WhatsApp menutup pintu bagi pengiklan, sementara aplikasi Facebook dan Instagram justru hidup dari iklan. Di pihak lain, perusahaan harus menghabiskan biaya besar untuk meningkatkan perlindungan privasi para pengguna.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...