Kisah Relawan Berjibaku Melawan Corona

Gerakan melawan virus corona tumbuh di berbagai daerah. Tak sekadar menggalang dana, mereka kerap bersentuhan dengan orang yang mungkin terpapar Covid-19.
Pingit Aria
17 Agustus 2020, 10:00
relawan corona, donasi Covid-19, relawan Covid-19, pandemi, virus corona, melawan corona
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Kisah Relawan Berjibaku Melawan Corona

Selain menebar ketakutan, pandemi corona yang menerpa Tanah Air sejak Maret lalu rupanya menyuburkan rasa kebersamaan. Bak jamur di musim hujan, gerakan relawan bermunculan di berbagai daerah. Aktivitas mereka beraneka rupa: dari menggelar konser sampai kampanye kesehatan di dunia maya, dari menggalang dana hingga menelusuri jejak penderita.

Banyaknya penggalangan dana terlihat saat ratusan miliar rupiah mengalir ke rekening donasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bentukan pemerintah. Tak sedikit pula yang menyumbang melalui organisasi-organisasi nirlaba. Itu belum termasuk sumbangan pribadi dan kerja-kerja sosial yang tak tercatat.

Advertisement

Di platform crowdfunding Kitabisa.com, misalnya, jumlah donasi terkait penanganan Covid-19 hingga Rabu kemarin (12/8) mencapai Rp 168,4 miliar. Dari jumlah itu, Rp 143,4 miliar telah disalurkan secara bertahap.

Jumlah donatur yang menyumbang melalui akun Kitabisa sebanyak 852.954 orang. “Mereka paling banyak dari kelompok usia 19-34 tahun,” kata Fara Devana, Public Relations Kitabisa.

Sedangkan dana hibah masyarakat yang masuk ke rekening Gugus Tugas mencapai Rp 159,84 miliar hingga lima hari lalu. Selain itu, ada juga donasi sebesar Rp 77,2 miliar.

Gugus Tugas memang membedakan pencatatan hibah dan donasi. Hibah merupakan bantuan berupa dana yang diserahkan dari masyarakat untuk dikelola oleh Gugus Tugas. Sedangkan donasi merupakan bantuan yang diserahkan oleh donatur secara langsung kepada penerima. Dalam penyerahan donasi, Gugus Tugas hanya bertindak sebagai saksi.

Di luar itu, berbagai upaya masyarakat untuk membantu para terdampak pandemi terus berjalan. Tak semata menunjukkan belas kasih, ada kreativitas hingga penggunaan teknologi dalam berbagai kegiatan itu.

Contohnya almarhum Didi Kempot. Pelantun tembang-tembang campursari itu menggelar konser amal dari rumahnya pada 11 April 2020. Konser berdurasi tiga jam yang ditayangkan di KompasTV itu berhasil mengumpulkan Rp 7,6 miliar untuk penanganan Covid-19.

Pemimpin Redaksi news channel Kompas TV Rosiana Silalahi menyatakan Didi Kempot tidak pernah membahas honor atas gelaran konser tersebut. “Dia hanya ingin menyumbang,” ujarnya. Itu adalah konser terakhirnya. The Lord of Broken Heart ini meninggal di Solo pada 5 Mei 2020.

Kemudian ada Anne Avantie. Di tengah pandemi, perancang kebaya pengantin itu juga memproduksi masker dan jaket pelindung diri. Maskernya dibuat dari wastra nusantara, sehingga ia bisa membantu perajin kain tradisional di berbagai daerah untuk tetap bekerja.

Sedangkan untuk jaket pelindung diri, Anne menggunakan bahan yang bisa melindungi penggunanya dari droplets. Serasi dengan maskernya, jaket itu menggunakan aksen kain wastra agar tampilannya lebih modis.

Perempuan asal Semarang itu menjual masker dengan harga Rp 200 - 500 ribu, sedangkan jaketnya Rp 350 ribu hingga 1,25 juta. Sebanyak 20 % dari hasil penjualan disalurkan sebagai donasi melalui Yayasan Wisma Kasih Bunda. “Saya tidak ambil untung,” katanya, Sabtu (8/8)

Dari generasi yang lebih muda, ada cerita Rachel Vennya dan Atta Halilintar. Bersama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Rachel mengumpulkan dana lebih dari Rp 600 juta untuk disumbangkan ke kebun-kebun binatang, juga untuk penangkaran orang utan di Kalimantan.

Ya, bukan hanya manusia yang terdampak pandemi. Satwa-satwa di kebun binatang juga kekurangan makanan. “Di masa pandemi ini, kebun binatang sepi pengunjung yang berdampak pada berkurangnya pemasukan yang biasa digunakan untuk persediaan pakan satwa,” kata Rachel. Dana yang terkumpul juga disalurkan melalui Wildlife Rescue Center Yogyakarta, Medan Zoo, Bogor Mini Zoo Pamoyanan, dan Penangkaran Rusa Bogor.

Dengan platform dan nama besar yang dimilikinya, para selebritas ini bisa mengajak penggemarnya untuk ikut berdonasi. Atta Halilintar, misalnya, selain menggalang dana melalui Kitabisa, menyumbangkan seluruh penghasilannya dari YouTube selama dua bulan pada Maret-April 2020.

Attta Halilintar menjadi Youtuber terkaya nomor delapan di dunia versi Purple Moon Promotional Products. Ia berhasil meraup penghasilan £ 1,3 juta per bulan atau setara Rp 22,8 miliar per bulan pada 2019.

Kemudian ada Armand Maulana yang melelang barang-barang pribadinya untuk donasi. Begitu juga penggalangan dana melalui konser-konser virtual banyak dilakukan oleh artis-artis Tanah Air, dari Rhoma Irama, Giring Nidji, Andien, hingga Bimbo.

Namun bukan hanya materi yang dibutuhkan dalam menghadapi pagebluk saat ini. Ada banyak kerja sosial yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat dalam penanggulangan wabah.

Melawan Berita Bohong soal Covid-19

Tidak hanya menangani penyebaran virus corona, Indonesia juga harus menghadapi berbagai berita bohong dan misinformasi terkait Covid-19. Sekumpulan anak muda kemudian melahirkan Gerakan Kawal Covid-19 sebagai platform penyebaran informasi.

Co Founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi menuturkan, platform ini digawangi oleh para relawan Kawal Pemilu. Awalnya, Kawal Covid-19 dimaksudkan untuk mengisi kekosongan, sebab pemerintah belum memberikan informasi yang memadai mengenai fase awal peyebaran virus corona di Indonesia.

Kawal Covid-19 mulai membuat website dan eksis di Twitter pada 1 Maret 2020, sebelum kasus Covid-19 pertama dikonfirmasi oleh pemerintah. Hanya dalam sehari, akun Kawal Covid-19 mendapat 30 ribu pengikut.

Sedangkan portal informasi resmi pemerintah, Covid.go.id baru diluncurkan pada 18 Maret 2020. “Pada awal Maret, pemerintah belum hadir dengan infomrasi akurat, program preventif penyebaran virus, sementara masyarakat sudah haus informasi dan data yang akurat soal Covid-19,” kata Elina kepada katadata.co.id (03/08).

Hingga kini, pemerintah tak luput dari sasaran kritik Kawal Covid-19. Salah satunya ialah soal keputusan Satgas Penanganan Covid-19 yang tidak menggelar konferensi pers harian untuk mengumumkan jumlah kasus baru.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...
Advertisement

Artikel Terkait