Kesenian Tari Saman, dari Sejarah, Jenis, hingga Gerakannya

Image title
9 September 2021, 14:05
Pertunjukan Tari Saman dengan para penari yang duduk atau berlutut, bertepuk tangan, dada dan lutut, sambil menyanyikan syair mengikuti pemimpin (penangkat).
Dede Piana/warisanbudaya.kemdikbud.go.id
Pertunjukan Tari Saman dengan para penari yang duduk atau berlutut, bertepuk tangan, dada dan lutut, sambil menyanyikan syair mengikuti pemimpin (penangkat).

Ragam budaya Indonesia tidak lepas dari latar belakang suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan adat istiadat yang berkembang di setiap daerah. Keragaman tersebut menjadi ciri khas bangsa yang patut diketahui dan dilestarikan.

Kesenian tradisional merupakan keragaman budaya Indonesia. Bentuk kesenian tradisional sangat banyak, termasuk tari tradisional. Soedarsono dalam Pengantar Pengetahuan Tari menjelaskan elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritmis. Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik.

Advertisement

Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki tari daerah tersendiri. Tari Saman merupakan tari daerah yang terkenal. Tari Saman berasal dari daerah Gayo, Aceh. Tari Saman adalah tari dengan para penarinya begitu kompak bergerak sama antara satu dengan yang lain dan berimbang tanpa iringan musik.

Pada 24 November 2011, Tari Saman ditetapkan UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali.

Sejarah Tari Saman

Dalam buku Saman, Kesenian Tanah Gayo oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan (Puslitbangbud), saman merupakan tari tradisional masyarakat Gayo atau suku Gayo yang mendiami Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, dan masyarakat Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Timur (daerah Lukup atau Serbejadi).

Diperkirakan bahwa Saman adalah tarian daerah Gayo yang sudah dikenal jauh sebelum Indonesia menyatakan proklamasi. Dari buku Puslitbangbud, sebelum Belanda tiba di daerah Gayo, Tari Saman telah lebih dulu ada dan menjadi tarian yang biasa dilakukan oleh orang-orang Gayo khususnya laki-laki tua dan muda menurut penuturan orang-orang tua dahulu.

Menurut penuturan masyarakat, tari Saman berasal dari kesenian masyarakat Gayo pada masa itu yang bernama Pok Ane. Kesenian ini mengandalkan tepukan kedua tangan dan tepukan tangan ke paha sambil bernyanyi riang.

Tari Saman mulai populer di Aceh (di luar suku Gayo) pada tahun 1972, ketika Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-2 diadakan. Kepopuleran Tari Saman meningkat saat sekelompok penari Saman tampil dalam peresmian Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta tahun 1974.

Pada tahun 1975, Tari Saman kembali ditampilkan di Jakarta dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-30 RI. Tahun-tahun setelahnya, Tari Saman sering ditampilkan sebagai wakil Aceh beragam Festival Tari Rakyat.

Sejak diakui oleh UNESCO, kepopuleran tari saman terus meningkat. Sebuah acara bertajuk “10.001 Penari Saman” pada 13 Agustus 2017 mempertemukan hingga 12.262 penari Saman di Stadion Seribu Bukit di kota Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh. Acara tersebut masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk peserta Tari Saman terbanyak menurut situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.

Tari Saman biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tari Saman juga ditampilkan pada setiap acara rakyat, seperti pesta ulang tahun, pernikahan, atau perayaan lainnya. Tempat untuk Tari Saman biasanya dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Jenis Tari Saman

TARI SAMAN MENUJU FESTIVAL INDONESIA CULTURE DI AUSTRALIA
TARI SAMAN MENUJU FESTIVAL INDONESIA CULTURE DI AUSTRALIA (ANTARA FOTO/Rahmad)

Dalam buku Upaya Pelindungan Warisan Budaya yang Telah Terdaftar dalam ICH UNESCO: Pengungkapan Arti Dan Makna Syair Tari Saman oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Tari Saman dibedakan dari cara dan tempat memainkannya.

Berikut ini 6 jenis Tari Saman:

1. Saman Jejunten

Saman jejunten adalah Tari Saman yang dilakukan oleh pemuda dengan cara berjuntai pada pohon kelapa yang sengaja ditebang. Jenis ini dilakukan pada malam hari sebelum tidur karena dahulu, kebiasaan pemuda Gayo tidak tidur di rumah melainkan di manah (lumbung padi).

Fungsi saman jejunten adalah sebagai hiburan para pemuda. Biasanya, para pemuda belajar dan menciptakan gerak dan syair baru atau mengingat gerak dan syair yang tidak dikuasai oleh teman-teman mereka.

Ciri-ciri saman jejunten ini adalah dimainkan oleh pemuda, tidak formal, komposisinya tidak ditentukan lebih dahulu, tidak memiliki tata tertib, dilakukan dengan berjuntai, dan dimainkan oleh kelompok kecil sesuai dengan kondisi tempat.

2. Saman Njik

Saman njik dimainkan sesuai dengan nama kegiatan yang dilakukan, yaitu menggirik padi dengan kaki. Para pemuda biasanya menari saman njik pada waktu istirahat dengan menggunakan gerakan yang sederhana dan nyanyian yang riang.

Tujuannya adalah sebagai pengisi waktu luang dan mengalihkan kejenuhan atau bisa juga sebagai latihan untuk menguasai gerakan-gerakan.Oleh sebab itu, dalam saman njik tidak ditentukan siapa ketua (penangkat) dan juga posisi-posisi lain.

Adapun ciri-cirinya adalah dimainkan oleh pemuda, dimainkan di pematang sawah (berjuntai) atau diatas tumpukan jerami, tidak memiliki tata tertib, posisi penari tidak ditentukan/diatur, biasanya lagu (gerakan) yang digunakan mudah dan rapi, dan tidak formal.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement