• Ganjar Pranowo sudah menjadi simpatisan PDI-P sejak masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
  • Aktivitasnya di media sosial ikut mendongkrak elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
  • Jika PDI-P akhirnya tidak mengusungnya sebagai capres, bukan tidak mungkin Ganjar akan melupakan loyalitasnya dan berpaling ke partai lain, seperti Golkar.  

 

Masih mengenakan jersey sepeda dan helm, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlihat asyik menyantap semangkuk mie instan. Momen itu terjadi di sebuah warung bubur kacang ijo (burjo) sederhana di Semarang pada awal November silam. Setengah berkelakar, ia protes kepada si penjual. 

“Ini mie-nya belum matang,” katanya.

Video singkat berdurasi dua menit itu ia bagikan di Twitternya @ganjarpranowo. Bukan kali ini saja kader PDI-P itu memamerkan momen kulinernya. Lewat akun Youtube-nya, Ganjar bahkan mendedikasikan satu playlist khusus ‘Kuliner Ala Ganjar’. Isinya lebih dari 90 video Ganjar me-review makanan di Jawa Tengah. Mulai dari warung sederhana hingga kafe kelas menengah. 

Ganjar adalah satu dari sedikit pejabat publik yang aktif di hampir semua media sosial. Twitternya punya 2,2 juta pengikut. Sementara di Instagram, pengikutnya sampai 4 juta-an. Ganjar juga rajin bikin video di akun Youtube. Hingga saat ini, ia sudah mengunggah 1.034 rekaman video. Isinya tidak melulu hal-hal serius. Selain kuliner, ia juga suka memamerkan tempat-tempat wisata. 

Ganjar Pranowo memang populer di media sosial. Jumlah subscriber akun Youtube-nya mencapai 1,16 juta. Ini membuatnya masuk tiga besar politisi Indonesia dengan pengikut terbanyak di Youtube. Jumlah pengikut Youtube Ganjar hanya kalah dari Presiden Joko Widodo dan mantan Bupati Purwakarta sekaligus Anggota DPR Dedi  Mulyadi.

Ganjar bukan orang baru di media sosial. Ia punya akun Twitter sejak 2010, saat masih jadi anggota DPR. Sejak jadi Gubernur, ia kian getol muncul di dunia maya. Ia bahkan mewajibkan Dinas-Dinas di Jawa Tengah untuk punya akun medsos dan harus menjawab keluhan warga paling lambat 1x24 jam.

“Saya sebagai pejabat publik harus ada public accountability. Saya harus melakukan sesuatu, saya harus multi-doing something dan itu saya lakukan seluruh media yang saya punya,” ujar Ganjar, bercerita soal aktivitasnya di media sosial pada Juli silam. 

Aktivitas Ganjar di media sosial sedikit banyak ikut mengerek popularitas dan elektabilitasnya. Prestasi politik Ganjar mulai menanjak saat ia bertarung di Pilkada Jawa Tengah 2013. Meskipun melawan petahana, Ganjar yang berpasangan dengan Heru Sudjatmoko sukses meraup 48,82% suara. 

Namun, lima tahun kemudian mesin politiknya agak mengendur. Ia memang masih memenangi Pilkada Jateng 2018. Namun, perolehan suaranya cuma 58,78%, angka yang kurang memuaskan bagi seorang petahana. Ia bahkan kalah di sejumlah wilayah yang harusnya jadi kantong basis PDI-P seperti Brebes, Tegal, Purbalingga, dan Kebumen. 

GANJAR MENCOBA JALUR ROAD BIKE JLNT JAKARTA
GANJAR MENCOBA JALUR ROAD BIKE JLNT JAKARTA (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.)
 

Elektabilitas Tinggi

Kendati Ganjar Pranowo populer di media sosial, bukan berarti peluangnya jadi calon presiden di 2024 akan berjalan mulus. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai praktik kampanye Ganjar di media sosial hanya menargetkan pemilih yang belum mengarah pada substansi calon pemimpin.

Dedi mengatakan meski cara tersebut berhasil menarik massa, ada risiko publik akan kesulitan menilai kualitas Ganjar selaku pemimpin. Ia juga mengkritik kepemimpinan Ganjar yang tidak menunjukkan perubahan berarti. 

"Sejak sebelum Ganjar kondisi pelayanan publik sudah demikian adanya, dan tidak ada perubahan mendasar," ujar Dedi kepada Katadata pada Senin (15/11).

Kendati demikian, elektabilitas Ganjar terbukti terus meroket. Sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Ganjar di posisi kedua setelah Prabowo Subianto. Terbaru, survei dengan pertanyaan terbuka yang dilakukan oleh Indonesia Survey Center menyebut elektabilitas Ganjar mencapai 12,3%, terpaut 8% dari Prabowo. Ia juga mengungguli kandidat lain macam Anies Baswedan atau Sandiaga Uno.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan strategi Ganjar yang aktif di media sosial dibangun untuk menargetkan pemilih muda. Terlepas dari soal prestasi kepemimpinan, media sosial terbukti cocok bagi Ganjar. Lawat medsos, Ganjar menampilkan citra yang natural dan membumi. 

"Jadi keuntungan tersendiri buat Ganjar,” ujarnya, 

Elektabilitas Ganjar saat ini memang terlalu tinggi untuk diabaikan begitu saja. Sejumlah pendukungnya bahkan sudah mendeklarasikan Gubernur Jateng itu sebagai capres di hajatan Pemilu 2024. Masalahnya, PDI-P punya agenda lain. Sinyal-sinyal politik jelas menunjukkan kalau partai berlogo banteng itu ingin mengusung Puan Maharani, meskipun dalam beberapa kali survei elektabilitasnya masih sangat rendah.  

Salah satu pendukungnya, Albertus Sumbogo yang juga Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo, bahkan rela berseteru dengan petinggi partai. Pertengahan Oktober lalu ia sempat dipanggil DPP ke Jakarta terkait manuver politiknya. Ini terjadi setelah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Bambang ‘Pacul’ Wuryanto menyebut barisan pendukung Ganjar bukan banteng, tetapi celeng.

Halaman:
Reporter: Nuhansa Mikrefin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement