Mengoptimalkan Potensi 5G dalam Transformasi Digital Indonesia

Alex Xing Huawei
Oleh Alex Xing
14 Februari 2022, 17:45
Alex Xing Huawei
Katadata

Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger" dalam Presidensi G-20 yang akan digelar 30 Oktober 2022. Melalui tema tersebut, Presiden Joko Widodo hendak menyampaikan pesan mengenai pentingnya fokus dalam mempercepat terwujudnya transformasi digital di bidang perekonomian, energi terbarukan, layanan kesehatan inklusif berskala global, serta upaya pemulihan dari dampak pandemi. Teknologi 5G menjadi kunci  untuk mewujudkannya.

Kondisi saat ini memaksa kita agar tetap berada di rumah, melakukan kegiatan dengan menjaga jarak, dan bahkan bekerja dari rumah. Transformasi digital diupayakan terwujud dalam waktu sekejap di seluruh lini industri melalui pengembangan teknologi digital.

Imbasnya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi digital mutlak diperlukan untuk mendorong upaya pemulihan sosial ekonomi serta pertumbuhan di masa depan.

Teknologi 5G menjadi infrastruktur pilar dalam digitalisasi industri. Manfaat 5G telah dirasakan di berbagai bidang industri, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, logistik, hingga manufaktur. Sektor industri kini juga terus digenjot untuk mewujudkan digitalisasi melalui 5G dan komputasi awan (cloud).

5G mampu menghadirkan bandwidth dan keandalan yang jauh lebih tinggi, dengan tingkat latensi yang rendah. Jika 4G berhasil menghadirkan memiliki keandalan tinggi dalam menjalin konektivitas, teknologi 5G bahkan mampu menghadirkan skalabilitas, tingkat keamanan, serta efisiensi yang jauh lebih tinggi.

Adopsi 5G akan menjadi motor penggerak utama bagi bisnis dalam mengoptimalkan seluruh kapabilitas teknologi canggih berbasis data, seperti Internet of Thing (IoT), Artificial Intelligence (AI), hingga machine learning.

Presiden Joko Widodo berulang kali menekankan potensi luar biasa perekonomian digital Indonesia. Industri ini mencatat pertumbuhan di tahun 2019 hingga 2021 mencapai US$40 miliar, US$47 miliar, serta US$70 miliar.

“Diperkirakan nanti di 2025, [perekonomian digital Indonesia] jadi US$ 146 miliar, sangat besar sekali,” demikian disampaikan oleh Presiden di akhir tahun lalu.

Sementara itu, PDB Indonesia mencapai lebih dari US$ 1 triliun, menjadikannya sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan regional. Pertumbuhan ekonomi terus melaju, terlebih dengan dijadikannya transformasi digital sebagai prioritas nasional.

Kontributor utamanya adalah sektor industri manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi, serta pertambangan dengan total kontribusi sebesar 64,85% dari total PDB Indonesia di kuartal kedua 2021.

Sektor manufaktur yang menjadi pilar utama perekonomian Indonesia, juga perlu segera memacu diri dalam memanfaatkan teknologi, seperti 5G dan komputasi awan. Ini penting dilakukan agar mampu melakukan perampingan sekaligus bertransisi menuju Industri 4.0.

Sektor manufaktur bisa memanfaatkan teknologi dan solusi yang didukung 5G, seperti proses kontrol manufaktur cerdas maupun machine vision, yang mampu memangkas biaya operasional, meningkatkan efisiensi produksi dan keamanan.

Sebagai negara yang kaya sumber daya alam, pemanfaatan 5G di industri pertambangan di Indonesia membawa sebuah terobosan baru. Teknologi 5G mendukung diterapkannya proses pertambangan jarak jauh, yang salah satunya mampu menekan jumlah manusia yang dipekerjakan di lokasi-lokasi berbahaya. Pemanfaatan teknologi ini mendukung dibangunnya sebuah lingkungan kerja yang makin aman di area-area industri pertambangan.

Layanan kesehatan selama ini menjadi satu sektor yang paling terdisrupsi di masa pandemi. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan kesehatan mampu merespons pandemi ini dengan sigap berinovasi.

Tak dipungkiri bahwa selama ini fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia lokasinya begitu terpencar hingga ke seluruh pelosok negeri.

Artikel_Program Sekolah Pengerak Tingkatkan Digitalisasi Sekolah
 

Teknologi 5G memungkinkan terwujudnya demokratisasi layanan kesehatan melalui kehadiran solusi telemedisin, sekaligus merevolusi penerapan teknologi ini untuk keperluan yang lebih tinggi, seperti tindakan operasi dari jarak jauh.

Bahkan, pasien yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil kini bisa memperoleh layanan kesehatan dengan kualitas yang setara dengan mereka yang tinggal di perkotaan.

Contoh penerapan teknologi 5G di berbagai sektor industri tersebut menjadi bukti akan kemampuan 5G dalam merevolusi “business as usual.” PricewaterhouseCooper (PwC) mengestimasikan bahwa 5G berpotensi memantik pertumbuhan ekonomi global setara nilai US$ 13,2 triliun di 2035, sekaligus menciptakan 22,3 juta lapangan kerja baru.

Di Indonesia, bisnis dan layanan yang diperkuat oleh teknologi 5G diproyeksikan akan memberikan andil sekitar Rp 2.800 triliun dalam perekonomian Indonesia di tahun 2030 atau ekuivalen dengan 9,5% dari PDB nasional. Dengan pertumbuhan yang luar biasa ini, Indonesia diharapkan akan menjadi pusat dan hub digital di ASEAN.

Batu Loncatan Pemulihan Ekonomi

Pengembangan infrastruktur 5G kini semakin diprioritaskan dalam pilar strategi nasional dan peta jalan di sejumlah negara, seperti Korea Selatan, Tiongkok, serta negara-negara di kawasan Eropa. Negara-negara, seperti Australia, Singapura, dan Malaysia juga tengah menggarap proyek pengembangan berskala besar.

Pertemuan puncak G20 menjadi ajang bagi pemimpin-pemimpin dunia untuk berkumpul dan berdiskusi lebih jauh mengenai bagaimana teknologi 5G bisa diimplementasikan. ASEAN saat ini juga tengah giat menyelami bagaimana 5G bisa menjadi motor dalam terwujudnya transformasi industri. Thailand bahkan telah membentuk sebuah komite 5G nasional guna memfasilitasi pengembangan 5G.

Di Indonesia, pandemi tidak menghalangi para stakeholder di industri telekomunikasi untuk menciptakan terobosan. Sejak awal tahun lalu, Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison merupakan tiga operator yang telah menggelar teknologi 5G untuk penggunaan komersial.

Halaman:
Alex Xing Huawei
Alex Xing
Chief Technology Officer Huawei Indonesia

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...