Mengenal Ikan Gabus, Berbentuk Seperti Ular dan Kaya Manfaat

Image title
11 Oktober 2021, 13:13
Olahan ikan gabus di Kalimantan
Shutterstock
Olahan ikan gabus di Kalimantan

Di antara banyak jenis ikan di dalam perairan Indonesia, ada satu ikan yang sering menjadi perhatian para penghobi, peternak hingga penikmat wisata kuliner. Varian itu adalah ikan gabus.

Ikan gabus sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah di Indonesia. Di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) ikan ini disebut dolak, di Riau bocek, dan rutiang dalam bahasa Minangkabau. Ada juga sebutan di wilayah lain seperti aruan, haruan, kocolan , bogo, bayong, bogo, licingan, kutuk, kabos, gabos dan lain-lain.

Dalam bahasa Inggris ikan ini juga memiliki banyak nama, seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Adapun nama ilmiah ikan gabus adalah Channa Striata.

Mengutip National Geographic, secara fisik ikan gabus memiliki bentuk yang cukup unik. Bentuknya sebagai ikan darat memiliki volume yang cukup besar, memiliki kemampuan untuk tumbuh hingga sepanjang satu meter.

Ikan gabus berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (oleh karenanya menjadi alasa mengapa dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.

Sisi atas tubuh—dari kepala hingga ke ekor—berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

Habitat Ikan Gabus

Ikan gabus dapat dengan mudah didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.

Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam ikan pemeliharaan dan menjadi predator pemangsa. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair.

Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui ‘berjalan’ di daratan, terutama di malam hari di musim kemarau. Ikan ini mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...