Konflik Israel-Palestina, Yahudi Belum Tentu Zionis
Kesalahpahaman sering muncul di masyarakat dengan menganggap setiap orang Yahudi sebagai Zionis. Bangsa Yahudi kerap dikaitkan dengan zionis Israel. Banyak orang yang menilai semua bangsa Yahudi sudah tentu pro-zionis Israel.
Padahal, Yahudi sebagai satu kelompok memiliki keyakinan dan pandangan politik yang sangat beragam. Bahkan, sebenarnya ada banyak juga orang Yahudi yang menentang Zionisme karena alasan keagamaan, politik, dan etis.
Salah satu kelompok yang menentang Zionisme adalah orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks. Mereka percaya bahwa pembentukan negara Israel harus dilakukan oleh Mesias, bukan oleh tindakan manusia. Ada juga orang Yahudi yang menganut pandangan politik liberal yang menentang kebijakan pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina.
Sejarah konflik antara Yahudi dan Palestina seringkali melibatkan Zionisme, yang telah mendorong upaya untuk mendirikan negara Israel sebagai tanah air untuk orang Yahudi. Kebijakan Zionisme terhadap pendirian negara Israel pada tahun 1948 telah menjadi sumber perdebatan dan konflik antara Israel dan Palestina. Terlepas dari intinya, Zionisme telah menjadi bagian dari persoalan yang lebih luas yaitu ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab, termasuk Palestina.
Lantas apa perbedaan Yahudi dan zionis? Simak penjelasan berikut.
Perbedaan Zionis dengan Yahudi
Zionisme
Zionis adalah gerakan nasionalis Yahudi internasional yang bertujuan membentuk sebuah negara Yahudi di wilayah Palestina. Gerakan Zionis pertama kali muncul di Eropa Tengah dan Eropa Timur pada akhir abad ke-19. Tepatnya pada 1897, Theodor Herzl, seorang jurnalis Yahudi dari Austria-Hungaria, mencetuskan gerakan ini untuk menciptakan tanah air nasional bagi orang Yahudi di tanah Israel dan palestina.
Gerakan ini menyerukan kepada orang-orang Yahudi di dunia untuk bermigrasi ke tanah Palestina. Tujuannya agar bisa kembali ke tanah nenek moyang mereka (Eretz Israel) dan menghasilkan masyarakat ekslusif murni Yahudi untuk membebaskan diri dari Antisemitisme dan penganiayaan yang terjadi pada mereka selama ribuan tahun.
Orang-orang Yahudi terakhir menempati tanah Palestina pada zaman Kekaisaran Romawi dibawah pemerintahan raja-raja dinasti Hasmonean. Pada tahun 132-135 Masehi mereka memberontak terhadap Romawi dan kalah.
Mereka pun dibuang oleh Kaisar Hadrian daerah tersebut dari Yudea. Kaisar mengubah nama daerah tersebut menjadi Provinsi Romawi Syria-Palaestina dan menganeksasi penuh daerah tersebut sebagai balas dendam dengan tujuan untuk menghapus jejak orang-orang Yahudi. Para Diaspora dan pemimpin gerakan Zionis menyerukan pembentukan negara yang diinginkan di wilayah tersebut yang saat itu dikuasai Kesultanan Utsmaniyah.
Zionisme telah menyebabkan berdirinya negara Israel pada tahun 1948, dan sejak itu telah menjadi topik kontroversi dalam politik internasional karena konflik di Timur Tengah yang terus berlanjut. Meskipun banyak pendukung Zionisme adalah Yahudi, seseorang tidak harus Yahudi untuk menjadi seorang Zionis. Banyak non-Yahudi juga mendukung gagasan tanah air Yahudi dan gerakan Zionisme.
Yahudi
Yahudi adalah agama monoteistik tertua di dunia, yang berasal dari tradisi dan sejarah bangsa Israel kuno. Yahudi adalah kelompok etnoreligius yang mencakup mereka yang mengikuti agama Yahudi dan mereka yang dianggap sebagai keturunan budaya atau genetik bangsa Israel.
Meskipun kepercayaan agama memainkan peran penting dalam kehidupan banyak orang Yahudi, tidak semua orang Yahudi menganut ajaran agama Yahudi secara ketat. Beberapa bahkan mungkin mengidentifikasi diri sebagai ateis atau agnostik, tetapi tetap menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok etnik dan budaya Yahudi.
Tidak semua orang Yahudi mendukung Zionisme atau kebijakan Israel terhadap Palestina. Sejumlah Yahudi memiliki pandangan yang berbeda mengenai konflik Israel-Palestina, termasuk dukungan bagi solusi dua negara dan hak bagi rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat.
Demikian pula, tidak semua orang Palestina menganggap semua orang Yahudi sebagai musuh. Banyak di antara mereka yang membedakan antara keyakinan dan pandangan politik Zionis dengan orang Yahudi pada umumnya.