5 Contoh Naskah Drama Singkat Ini Cocok untuk Tugas Sekolah
Drama merupakan seni peran yang masih populer hingga sekarang. Seiring perkembangannya, drama cenderung menyesuaikan dengan zaman. Misalnya sekarang, banyak drama yang didistribusikan melalui suatu platform seperti saluran televisi dan streaming.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Berdasarkan definisi tersebut, istilah drama masih sangat erat dengan pertunjukan panggung seperti teater. Aktor secara langsung bermain peran dengan properti, pencahayaan, dan musik yang menunjang penampilan.
Tak terkecuali di bangku sekolah, materi drama selalu terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Maka dari itu, penting bagi siswa memahami apa itu drama serta unsur yang membangunnya.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan menyajikan sejumlah contoh naskah drama singkat yang bisa dijadikan acuan dalam belajar. Cocok untuk Anda yang memiliki tugas drama, simak tulisan berikut ini.
Naskah Drama Singkat: Toleransi Keberagaman Agama
Pemain: Edo, Bagas, Novi, Nara, Gita
Edo dan Bagas merupakan dua sahabat yang sudah lama bersama sejak mereka masih kecil. Meskipun menganut agama yang berbeda, hal ini tidak membuat keduanya menjadi jauh.
Keduanya bertemu dengan Gita, Novi, dan Nara saat hari pertama masuk SMA minggu lalu. Mereka masih berusaha untuk saling mengenal satu sama lain dan menjadi teman yang lebih akrab.
Novi: “Kemarin Gita mengirimkan link tempat jualan bakso yang lagi viral. Kalian mau coba bareng atau tidak?”
Nara: “Boleh. Tempatnya lumayan jauh ya. Bagaimana kalau kita berangkat kesana jam 4 sore?”
Gita: “Mau besok saja mencoba baksonya?”
Edo: “Bagus tuh. Lebih cepat justru lebih baik.”
Bagas: “Bukankah besok jadwalmu untuk pergi beribadah ke gereja ya, Do?’
Edo: “Oh iya, aku lupa! Kalian pergi saja dulu kalau begitu.”
Novi: “Kita kan ke sana bersama, Do. Lakukan saja dulu kewajibanmu ke gereja. Kita masih bisa kesana besok lusa.”
Gita: “Betul. Kalian bisa kan pergi lusa sore?”
Nara: “Bisa kok.”
Bagas: “Kalau begitu lusa ya. Berangkat dari rumahku saja lebih dekat ke sana.”
Edo: “Terima kasih ya. Aku pamit dulu, sampai ketemu hari lusa!”
Nara: “Hati-hati di jalan!”
Naskah Drama Singkat: Impian Masa Depan
Pemain: Toni, Linda, Norman, Ami
Epilog
Suatu ketika, empat orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.
Dialog
Toni: Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan dua pilihan, kerja di perusahaan besar, tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil, tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?
Linda: Ya kalau aku pilih yang di perusahaan kecil, tapi gajinya besar.
Norman: Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya, walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya.
Toni: Kalau kamu bagaimana, Am?
Ami: Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti ke depannya bisa cukup menjanjikan bagiku.
Toni: Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan? (sambil menunjuk Ami).
Ami: Iya benar!
Norman: Kalau kamu sendiri Ton?
Toni: Ya kalau aku kurang lebih sama dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang kariernya, buat apa juga? (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).
Norman: Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karier masa depan nanti.
Linda: Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?
Ami: Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan ke depannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita.
Norman dan Toni: Siippp!
Naskah Drama Singkat: Malin Kundang
Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibu Malin Kundang), dan Puteri
Prolog
Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.
Dialog
Malin: Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar).
Puteri: Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.
Mande: (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu, Nak? (berteriak-teriak kegirangan).
Puteri: Siapakah wanita tua itu Kanda?
Malin: (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.
Mande: Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?
Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).
Mande: (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun, jika ia benar anakku si Malin Kundang maka hukumlah dia yang telah durhaka itu (sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.
Naskah Drama Singkat: Pesta Ulang Tahun yang Tak Terlupakan
Babak 1: Di Rumah Lisa
Lisa: (Gembira) Hari ini adalah ulang tahunku yang spesial!
Ryan: (Berkata) Kami siap untuk merayakannya denganmu, Lisa!
Eka: (Datang dengan kue) Kue ulang tahunmu sudah siap, Lisa.
Rina: (Tiba-tiba teringat) Tunggu, kita lupa mengundang Aldo!
Aldo: (Datang dengan senyum) Siapa yang memanggilku?
Babak 2: Perayaan Ulang Tahun
Lisa: (Senang) Aldo, kami lupa mengundangmu ke pesta ulang tahunku!
Ryan: (Bingung) Maafkan kami, Aldo.
Eka: (Menyadari kesalahan) Kami sangat menyesal.
Rina: (Meminta maaf) Kami ingin kamu ikut merayakan hari istimewa ini.
Aldo: (Menerima permintaan maaf) Tidak apa-apa, teman-teman. Yang penting adalah kita bisa bersama sekarang.
Babak 3: Merayakan Bersama
Lisa: (Berkata) Sekarang, mari kita makan kue dan merayakan ulang tahunku!
Ryan: (Berkata) Tidak masalah, kita masih punya waktu untuk merayakannya bersama.
Eka: (Menghias kue) Dan kita akan merayakan dengan semangat!
Rina: (Senang) Terima kasih, Aldo, karena datang dan memaafkan kami.
Aldo: (Tersenyum) Tidak perlu terima kasih. Teman-teman adalah hadiah terbaik dalam ulang tahunku yang terlupakan ini.
Naskah Drama Singkat: Dimana Letak Ponselku?
Pemain: Ilham, Rian, Ega, Ria, Elsa
Terdapat lima orang sahabat yang sudah mengenal satu sama lain sejak saat mereka SD. Kelima sahabat tersebut diantaranya Ilham, Rian, Ega, Ria, dan juga Elsa.
Setiap hari Sabtu malam, mereka berlima selalu menghabiskan waktu bersama untuk nongkrong di cafe.
Namun di hari itu, Elsa kehilangan HP yang dibawa dan bertanya kepada teman-temannya apakah melihat di mana dirinya terakhir meletakkan barangnya tersebut.
Elsa: “Aduh! Kalian melihat di mana aku menaruh HP-ku? Aku tidak bisa menemukannya.”
Rian: “Tidak ada yang melihat, Sa. Kamu tadi taruh mana memangnya?”
Ega: “Coba kamu ingat lagi. Tadi turun dari motor yakin sudah kamu bawa ke sini?”
Elsa: “Yakin. Aku sudah cek di motor dan tidak ada di sana. Kalian benar-benar nggak ada yang melihat ya?”
Ilham: “Kalau aku tahu, pasti sudah kasih tahu ke kamu sejak tadi. Buat apa kita menutupi hal penting seperti ini?”
Tanpa Ilham dan Rian sadari, Ria melihat bagaimana keduanya menyembunyikan sebuah kebenaran.
Dirinya tidak mengatakan apapun untuk menunggu bagaimana reaksi yang diberikan oleh kedua temannya tersebut.
Ria: “Kita ini sudah lama berteman dan mengenal satu sama lain. Tentunya tidak baik kalau berbohong, bukan?”
Ega: “Maksud kamu apa, Ria?”
Ria: “Aku tidak tahu apakah niat dari yang menyembunyikan HP Elsa hanya bercanda saja. Apakah mereka sebenarnya berniat untuk mengambil barang yang bukan miliknya tersebut. Akan tetapi, Elsa di sini panik. Kalau memang niatnya hanya bercanda, ini sudah tidak lucu lagi.”
Ilham dan Rian perlahan mengeluarkan HP yang mereka sembunyikan dari Elsa.
Rian: “Ini, Sa. Tadi kita niatnya hanya bercanda saja.”
Ilham: “Kita mohon maaf ya, Sa. Tadinya tidak terpikiran kalau kamu sampai sepanik ini.”
Elsa: “Lain kali jangan diulangi lagi, ya. Bercanda boleh, tapi tahu batasannya.”
Rian dan Ilham: “Siap!”
Itulah kumpulan naskah drama singkat yang bisa digunakan untuk tugas pertunjukkan di sekolah. Rata-rata tokohnya berjumlah lebih dari tiga orang. Maka dari itu, Anda bisa menggunakannya untuk satu kelompok yang umumnya dibentuk ketika ada materi drama.