Tujuh Syarat Minimal Sekolah Dapat Tatap Muka di Zona Hijau

Cindy Mutia Annur
4 Juli 2020, 18:25
sekolah, new normal, gugus tugas covid, corona, covid-19, zona merah, zona hijau
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww.
Suasana simulasi kegiatan belajar mengajar di Sekolah Nasional Satu (Nassa School) di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/6/2020). Pihak sekolah mulai mempersiapkan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah siswa dan penggunaan teknologi sinar ultraviolet untuk membersihkan ruang kelas menuju tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengizinkan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka bagi sekolah yang berada di zona hijau alias wilayah terbebas dari kasus baru virus corona. Namun, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan setidaknya ada tujuh syarat minimal alias daftar periksa bagi sekolah agar pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat direalisasikan.

Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, syarat pertama, sekolah harus menyediakan sarana sanitasi yang meliputi hand sanitizer atau tempat cuci tangan, dan disinfektan. Kedua, tersedianya akses layanan kesehatan.

Ketiga, siap menerapkan area wajib masker di sekolah. Keempat, sekolah wajib memiliki thermo gun alias alat pengukur suhu tubuh.

(Baca: Panduan Bersekolah di Era Normal Baru)

Kelima, memetakan warga sekolah yang tidak boleh berkegiatan di lingkungan tersebut. "Antara lain mereka yang memiliki penyakit medis penyerta atau komorbid, tidak mempunyai akses transportasi yang mewajibkan jaga jarak, memiliki riyawat perjalanan dari zona kuning, oranye dan merah atau riwayat kontak dengan orang yang positif Covid-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari," ujar Reisa di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (4/7).

Keenam, penyusunan kesepakatan bersama di komite sekolah untuk memulai pembelajaran tatap muka. Ketujuh, orang tua atau wali murid harus memeriksa kondisi kesehatan anak sehingga mereka siap untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. "Jangan memaksa. Pastikan (anak) siap secara fisik, mental, lahir dan batin," ujar dia.

Reisa juga mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran secara online tetap optimal, di antaranya, siswa dan guru harus bergembira dan tidak stres. Selain itu, semua pihak, baik guru dan siswa harus dipastikan telah paham terkait cara operasi alat atau teknologi yang digunakan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...