Beragam Respons Dunia Setelah Taliban Kuasai Afganistan

Safrezi Fitra
18 Agustus 2021, 19:13
Afganistan, afghanistan, taliban
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/WSJ/sa.
Ilustrasi kota Kabul, Afganistan.

Taliban kembali berkuasa di Afganistan, setelah kehilangan kekuasaannya akibat serbuan pasukan Amerika Serikat dan NATO pada 2001. Berbagai respons negara-negara dunia muncul setelah itu. Ada yang menolak, tapi ada juga yang menyatakan dukungan Taliban mengambil alih pemerintahan Afganistan.

Setelah mengambil alih pemerintahan Afganistan, Taliban mengadakan konferensi pers pertamanya di Kabul, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menyampaikan kemenangan Taliban sebagai kemenangan rakyat Afganistan dari 20 tahun penjajahan.

Advertisement

Dia mengatakan bahwa Taliban telah mengusir orang asing dari Afganistan. Ini adalah momen yang membanggakan bagi seluruh rakyat Afganistan. Kebanggaan semacam ini jarang terjadi bila dapat dicapai.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa dan saya ingin menyambut Anda,” ujarnya dalam konferensi pers di Kabul, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (17/8).

Merespon situasi di Afganistan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melakukan pertemuan darurat pada Senin lalu (16/8). Hasil pertemuan ini, PBB mengeluarkan pertanyaan untuk menghentikan permusuhan dan mulai pembentukan pemerintahan Afganistan, yang bersatu, inklusif dan representatif, dan dengan partisipasi perempuan.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres saat rapat dengan Dewan Keamanan, mengimbau agar seluruh negara anggota berdiri sebagai satu kesatuan. Kemudian memastikan hak asasi manusia ditegakkan, bantuan kemanusiaan berlanjut, dan negara tidak menjadi platform teroris.

“Dunia sedang menonton. Kita tidak bisa dan tidak boleh meninggalkan rakyat Afganistan,”ujarnya dalam salah satu cuitannya di Twitter.

Sementara negara-negara barat telah menyampaikan keresahan mereka, Afganistan akan menjadi sarang teroris. Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan Afganistan tidak bisa menjadi tempat perlindungan bagi teroris.

 “Afganistan tidak bisa lagi menjadi tempat perlindungan terorisme seperti dulu,” kata Macron.

Perdana menteri Inggris, Boris Johnson bahkan meminta agar tidak ada negara yang mengakui Taliban. Dia juga menyerukan agar mencegah Afganistan menjadi tempat berkembangnya teroris.

 “Kami tidak mau siapapun secara bilateral mengakui Taliban” ujarnya seperti dikutip Reuters. (16/8).

Uni Eropa juga belum menyatakan rencana untuk mengakui Taliban di Afganistan. “Uni Eropa harus berbicara dengan Taliban, tetapi kerja sama apa pun akan tergantung apakah penguasa baru Afganistan menghormati hak-hak dasar,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, Selasa (17/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement