Gojek Resmi Kuasai 22,16% Saham Bank Jago
PT Karya Anak Bangsa alias Gojek resmi menguasai 22,16% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Akuisisi saham Bank Jago dilakukan melalui anak usahanya, PT Dompet Karya Anak Bangsa, pengelola aplikasi Gopay.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Jago mengungkapkan Gopay telah memiliki 449,14 juta saham yang setara dengan 4,14% saham perusahaan. Kemudian, Gopay membeli kembali 1,95 miliar saham atau 18,02% lagi pada hari ini, Jumat (18/12).
Gojek melakukan pembelian saham Bank Jago dilakukan melalui pasar negosiasi pada perdagangan sesi pertama dan kedua. Berdasarkan data perdagangan di BEI, sekitar 1,1 miliar saham atau setara 10,12% dari total saham Bank Jago beralih tangan pada perdagangan sesi pertama.
Harga transaksinya sebesar Rp 1.150 per saham atau senilai total sekitar Rp 1,2 triliun. Broker yang melakukan penjualan saham Bank Jago dalam jumlah besar tersebut adalah Inovasi Utama Sekurindo. Sedangkan broker pembelinya adalah Trimegah Securities.
Transaksi ini berlanjut pada sesi kedua. Hingga pukul 13.50 WIB, volume transaksinya sudah mencapai 1,95 miliar saham atau setara 18,02% total saham bank yang dimiliki bankir senior Jerry Ng dan Patrick Walujo .
Nilai transaksinya mencapai Rp 2,3 triliun, dengan penjualan bersih investor asing mencapai Rp 2,25 triliun. Broker terbanyak pembeli saham Bank Jago adalah Trimegah Securities. Adapun, tiga broker terbanyak penjual sahamnya adalah Inovasi Utama Sekurindo, UOB Kay Hian, dan UBS Securities.
Merujuk transaksi para broker itu terlihat penjualan saham Bank Jago dilakukan oleh investor yang berbasis di luar negeri. Kemudian dibeli oleh investor di dalam negeri, yakni Gojek, melalui Trimegah Securities.
Transaksi ini menjadikan Gojek sebagai pemegang 22,16% saham Bank Jago. Terlaksananya transaksi ini tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51%.
“Investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya. kata Co-CEO Gojek Andre Soelistyo. Langkah ini sejalan dengan rencana Gojek membesarkan GoPay dan memimpin layanan keuangan digital di Indonesia.
Presiden Direktur Bank Jago Kharim Siregar menyambut baik transaksi ini. "Perkembangan baik bagi Jago.
Sekarang merupakan momentum yang tepat untuk pengembangan digital banking karena adanya pandemi Covid-19," ujarnya, Jumat (18/12). Prediksinya, permintaan layanan keuangan digital akan meningkat setelah pandemi.
Kabar masuknya Gojek ke Bank Jago sebenarnya sudah santer terdengar dalam beberapa bulan terakhir. Spekulasi ini bermula dari beralihnya kepengendalian bank umum kelompok usaha (BUKU) II ini seiring dengan rampungnya proses penerbitan saham baru dan penambahan modalnya pada akhir Maret lalu.
Kini, pengendali Bank Jago di tangan bankir senior Jerry Ng dan pendiri Northstar Pacific Patrick Walujo. Jerry melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia memegang saham Bank Jago sebesar 37,65%. Sedangkan Patrick melalui Wealth Track Technology Limited menguasai 13,35% saham.
Jerry dan Patrick diketahui punya kedekatan dengan para pendiri dan pemimpin Gojek. Apalagi, Northstar juga merupakan salah satu investor awal Gojek.
Langkah Bank Jago menjadi bank digital juga disebut-sebut sejalan dengan keinginan Gojek memperkuat bisnis layanan keuangan digital GoPay di Tanah Air dan kawasan Asia Tenggara.
Sejak awal 2019, Gojek memang semakin serius menggarap bisnis keuangan melalui layanan keuangan Gopay. “Sekaranglah evolusi Gopay dan layanan keuangan,” kata pendiri Gojek Nadiem Makarim, yang kini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, saat mengumumkan logo baru Gojek pada pertengahan tahun lalu (22/7/2019).
Decacorn itu pun didukung oleh Facebook dan PayPal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, yang berfokus pada layanan keuangan. Keduanya terlibat dalam putaran pendanaan seri F Gojek pada awal tahun ini.
Saat melakukan transformasi usaha akibat dampak pandemi Covid-19 pada Juni lalu, manajemen Gojek menyatakan akan memfokuskan usahanya pada tiga bisnis inti: transportasi atau logistik (GoRide), layanan pesan antar (GoFood), dan pembayaran elektronik (GoPay).
“Ke depan kami akan mengembangkan ke tiga bisnis inti tersebut melalui sinergi dan kolaborasi dalam ekosistem yang sama,” kata seorang manajemen Gojek saat itu.
Langkah terbaru, pada bulan November lalu, Gojek melakukan perombakan jajaran pimpinannya untuk memperkuat bisnis keuangannya. Aldi Haryopratomo akan mundur dari posisi CEO GoPay per Januari 2021.
Sedangkan dua Co-CEO yakni Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo akan berbagi tugas. Kevin akan berfokus memimpin layanan Gojek, sementara Andre mengomando lini bisnis pembayaran digital dan finansial.
Kabar masuknya Gojek ke Bank Jago sebenarnya sudah pernah ditanggapi oleh manajemen bank tersebut. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar pernah mengatakan, terbuka untuk berkolaborasi dengan pelaku ekosistem digital, termasuk perusahaan rintisan atau startup.
"Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan semua ekosistem, baik besar atau kecil, bahkan dengan startup kalau memang memiliki nilai yang sangat cocok dengan konsumen kami," katanya, 9 Juli lalu.