Kasus Bedak Bayi Johnson & Johnson, Benarkah Kandungannya Picu Kanker?

Sorta Tobing
9 Juli 2020, 12:51
bedak bayi johnson & johnson, kanker, bedak talek johnson, bedak talc, kasus bedak bayi johnson sebabkan kanker
johnsonsbaby.com
Ilustrasi. Bedak bayi berbasis talc (talek) merek Johnson & Johnson diduga mengandung asbes yang dapat memicu kanker.

Lebih dari 170 organisasi nirlaba menyerukan agar perusahaan Johnson & Johnson berhenti menjual bedak bayi berbasis talc (talek) di seluruh dunia kemarin, Rabu (8/7). Kelompok ini khawatir dengan risiko kesehatan bedak tersebut karena mengandung asbes yang dapat memicu kanker.

Dalam pernyataan tertulisnya, Direktur Eksekutif Black Women for Wellness mengatakan pemasaran produk itu sering kali ditujukan kepada kelompok minoritas di Amerika Serikat, termasuk warga kulit hitam. “Hal ini bertentangan dengan pernyataan yang dikeluarkan perusahaan pada Juni lalu tentang komitmen untuk memerangi ketidaksetaraan ras,” tulisnya, dikutip dari Reuters.

Kelompok yang terdiri dari lembaga pendidikan dan lembaga nirlaba, seperti Greenpeace, itu menginginkan Johnson & Johnson untuk menarik produk bedak tersebut di Amerika Utara. Perusahaan pada Mei 2020 telah mengatakan akan menghentikan penjualan bedak bayi di AS dan Kanada. Namun, J&J akan terus menjual produk berbasis talc di pasar lain di seluruh dunia.

(Baca: Uni Eropa Baru Buka Pintu untuk Warga 15 Negara)

Perusahaan yang berdiri sejak 19886 itu akan menawarkan produk bedak taburnya di wilayah yang permintaannya lebih tinggi. “Puluhan tahun studi ilmiah independen oleh para ahli di seluruh dunia mendukung keamanan bedak bayi Johnson,” kata J&J dalam sebuah pernyataan kemarin.

Yahoo!Finance menuliskan kinerja Johnson & Johnson selama beberapa tahun terakhir terus meningkat. Laporan triwulanannya kerap melebihi ekspektasi. Salah satu pembuat produk kesehatan terbesar di dunia ini mencatat labanya pada kuartal pertama 2020 sebesar US$ 2,30 per saham atau lebih 13,30% dari prediksi. Tampaknya kasus bedak bayi tak mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Pangsa pasarnya secara global pun tak banyak berubah. Bedak bayi J&J masih menjadi pemain utama pasar dunia, bersama dengan Procter & Gambler dan Pigeon.

(Baca: Trump Berencana Blokir, Tiktok: CEO Kami Berasal dari AS)

Awal Kasus Bedak Bayi Johnson & Johnson

Selama beberapa dekade, bedak tabur bayi dibuat memakai bahan dasar talc, mineral yang dikenal karena kelembutan teksturnya. Johnson & Johnson menjual produk ini dalam botol putihnya yang ikonik dan salah satu aroma yang, menurut The New York Times, paling dikenal di dunia.

Pada 1980, kelompok pelindung konsumen mengemukakan kekahawatiran tentang jejak asbes dalam bedak tersebut. Perusahaan lalu mengembangkan material alternatif, yaitu tepung jagung.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...