Alasan Pemerintah Perpanjang Stimulus Perlindungan Sosial Hingga 2021

Sorta Tobing
23 Juli 2020, 17:21
Warga antre mengambil Bantuan Sosial (Bansos) tunai di Kantor Pos Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Pemerintah Kota Bogor menyiapkan 17.018 Kepala Keluarga (KK) penerima Bansos untuk tahap II yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Da
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.
Warga antre mengambil Bantuan Sosial (Bansos) tunai di Kantor Pos Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Pemerintah akan melanjutkan stimulus perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19 sampai dengan 2021.

Pemerintah akan melanjutkan stimulus perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19 sampai dengan 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada tiga program yang diperpanjang, yaitu bantuan sosial (bansos), program keluarga harapan (PKH), dan kartu sembako.

Ketiga program itu masuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Namun, besaran pagu anggarannya belum ditentukan. “Untuk Kartu Prakerja di 2021, kami akan kaji dulu desainnya seperti apa,” katanya dalam konferensi pers, Senin (20/7).

Advertisement

Kepastian mengenai kelanjutan program-program itu bakal diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam Nota Keuangan pada 14 Agustus mendatang. Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan realisasi anggaran perlindungan sosial dari Program PEN hingga 17 Juni 2020.

PKH menempati realisasi tertinggi, yaitu 51% atau Rp 37,4 triliun. Di bawahnya adalah diskon tarif listrik seesar 44,9% atau Rp 6,9 triliun dan kartu sembako sebesar 39,5% atau Rp 43,6 triliun.

Saatnya Genjot Konsumsi

Jokowi berharap ekonomi Indonesia mulai pulih pada kuartal III tahun ini. Harapan itu bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan kegiatan ekspor-impor yang diproyeksikan bakal naik.

Kuartal ketiga 2020, menurut dia, bakal menjadi penentu nasib perekonomian Tanah Air. “Konsumsi (naik) karena ada BLT (bantuan langsung tunai) desa, bansos tunai, bansos sembako. Itu akan sangat mempengaruhi daya beli,” ujar Jokowi.

Sri Mulyani menyebut sinyal perbaikan ekonomi mulai terang terjadi. Hal ini terlihat dari jumlah pemakaian listrik pada Juni 2020 yang naik 5,4%. "Dari konsumsi listrik juga terlihat adanya indikator yang cukup solid, menujukkan turn around di ekonomi kita," katanya.

Pertumbuhan listrik di sektor industri mengalami lonjakan sebesar 3,7% pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya yang minus 33,1%. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan produksi barang dan jasa.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement