Disingkirkan Cristiano Ronaldo, Berapa Kandungan Gula Coca-Cola?

Sorta Tobing
16 Juni 2021, 14:34
coca cola, saham coca cola, cristiano ronaldo, sepak bola
website coca cola
Ilustrasi perusahaan minuman bersoda Coca-Cola.

Pesepak bola dan kaptel tim Portugal, Cristiano Ronaldo, bukan penggemar minuman berkarbonasi. Jelang timnya melawan Hungaria pada laga Group F Euro 2020, Senin (14/6), ia terlihat menyingkirkan dua botol Coca-Cola dari meja konferensi pers. 

Sebagai gantinya, pria berjulukan CR7 itu langsung mengambil botol air mineral, sambil berkata dalam bahasa Portugis: “Aqua (air putih),”. Peraih lima penghargaan Ballon d’Or tersebut seolah mengajak awak media untuk minum air putih. 

Pemain bola berusia 36 tahun ini memang terkenal memiliki fisik luar biasa dan menerapkan pola hidup sehat. Ia tidak mengonsumsi minuman bersoda, apalagi beralkohol. Ia tampaknya juga tak peduli minuman bersoda tersebut merupakan salah satu sponsor pertandingan.

Aksinya ini berdampak besar terhadap saham Coca-Cola. The Guardian menuliskan, harga saham raksasa minuman asal Amerika Serikat itu langsung jatuh senilai US$ 4 miliar. Angkanya turun 1,6% dari US$ 56,10 menjadi US$ 55,22 per saham sesaat setelah Ronaldo menggeser dua botol tersebut. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, harganya masih di US$ 55,41 per lembar saham. Penurunannya mencapai 0,25% dibandingkan pada penutupan sehari sebelumnya. 

Menanggapi hal tersebut, Coca-Cola mengatakan, setiap orang berhak atas preferensi minuman mereka dengan selera dan kebutuhan berbeda. “Pemain (saat konferensi pers) ditawari air putih, bersama dengan Coca-Cola dan Coca-Cola Zero Sugar pada saat konferensi pers,” demikian keterangan tertulis perusahaan. 

Coca-Cola
Pabrik Coca-Cola. (kemenperin.go.id)

Apakah Coca-Cola Tidak Sehat?

Minuman yang tercipta pada 8 Mei 1886 tersebut sering menjadi sorotan karena kandungan gulanya. Dalam sekaleng Coca-Cola 12 ons (sekitar 0,35 liter), CNN menuliskan, mengandung 39 gram gula. 

Angka tersebut setara 10 sendok teh gula dan lebih dari jumlah normal yang seharusnya dikonsumsi manusia per hari. Rasa manis ini memicu pelepasan dopamin pada otak yang menyebabkan rasa euforia. Ketika efek ini hilang, otak cenderung menginginkannya lagi alias memicu kecanduan. 

Apabila meminumnya hanya beberapa kali dalam satu bulan, maka tidak ada risiko kesehatan serius. Tapi, jika mengonsumsinya lebih dari satu kaleng per hari, maka dapat memicu risiko Kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe dua. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...