Pantai Kedung Tumpang Tulungagung, Tempat Wisata dan Upacara Adat
Berkunjung ke pantai merupakan kegiatan wisata yang tidak pernah membosankan. Hamparan pasir serta laut yang tampak tanpa batas dapat menjadi daya tarik tersendiri. Jawa Timur memiliki banyak kawasan pesisir yang dapat dinikmati, salah satunya Pantai Kedung Tumpang.
Pantai Kedung Tumpang berada di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Tulungagung. Pantai ini dapat diakses dari beberapa kota terdekatnya seperti dari Blitar ataupun Kediri. Akses termudah adalah melalui Blitar menuju Tulungagung.
Pantai ini dikenal karena keindahan karang-karang dan tebing yang terjal. Karena itu, berkunjung ke Pantai Kedung Tumpang sebaiknya menggunakan sepeda motor. Apabila memakai mobil, maka pengunjung harus memarkirkannya di tempat yang telah disediakan dan melanjutkan perjalanan jauh untuk sampai di puncak bukit.
Saat sampai di puncak bukit, pengunjung harus turun menyusuri jalur yang cukup curam dan berat untuk sampai ke pantai. Saat tiba di pantai, rasa lelah perjalanan serasa hilang karena panorama yang mengagumkan.
Pengunjung dapat berenang di pantai atau menikmati indahnya pemandangan laut biru dari tebing. Terdapat tebing-tebing yang membentuk kolam dan berisi air laut yang jernih. Tebing tersebut berwarna coklat keemasan dan berpadu birunya air laut sehingga sangat indah.
Ada banyak kolam air laut yang dapat dinikmati untuk berendam. Kolam tersebut terbentuk karena bebatuan berbentuk cekung akibat korosi dan terisi oleh air laut. Hijaunya lumut dalam kolam dan jernihnya air memberikan keindahan yang unik.
Wisatawan yang berkunjung ke Kedung Tumpang dapat berenang di kolam alami tersebut ketika ombak pantai sedang tenang. Jika ombak sedang ganas-ganasnya, maka pengunjung tidak diperbolehkan mandi dan berada di sekitar kolam karena sangat berbahaya. Di sana sudah ada pemandu yang akan selalu menjaga agar pengunjung tetap aman.
Namun, sebelum berenang, Anda harus memperhatikan kondisi air laut. Waktu yang tepat untuk berenang adalah ketika air laut sedang surut. Ketika air laut sedang pasang, ombak air akan mencapai kolam dan dapat menghempas Anda.
Kondisi tersebut sangat berbahaya karena ombak dapat menyeret dan menghanyutkan. Pada tahun 2016, dilansir dari situs web Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat dua korban meninggal akibat terseret dan hanyut oleh ombak.
Rute Menuju Pantai Kedung Tumpang
Jarak pantai Kedung Tumpang dari kota Tulungagung mencapai sekitar 35 kilometer dan dapat dicapai dalam waktu tempuh satu jam apabila keadaan lalu lintas lancar. Cara termudah untuk sampai ke pantai ini adalah menggunakan global positioning system atau GPS.
Rute yang dapat ditempuh dimulai dari Jalan Pesantren lalu lurus sekitar 1,5 kilometer kemudian belok ke kiri. Lanjutkan melalui jalan tersebut sejauh dua kilometer kemudian belok kanan menuju Jalan Kalidawir - Panjerejo.
Belok ke kiri setelah gedung rumah sakit di persimpangan jalan. Terus ikuti jalan hingga sepanjang dua kilometer lalu belok ke kanan melewati pengisian bahan bakar di kiri jalan. Kemudian, ikuti jalan sepanjang tiga kilometer dan belok ke arah kiri.
Tetap berada di jalan tersebut hingga mencapai 1,5 kilometer lalu belok ke arah kanan menuju Jalan Demuk. Di jalan tersebut, Anda akan mulai melewati jalan yang berkelok dengan tanjakan yang cukup terjal.
Ikuti jalan tersebut hingga mencapai 21 kilometer. Perhatikan petunjuk jalan yang ada di sekitar area tersebut. Setelah sampai, Anda akan diarahkan menuju area parkir untuk pengendara mobil. Akses pantai hanya dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua.
Dari tempat parkir, Anda dapat jalan hingga sampai ke pantai atau menyewa ojek dengan tarif Rp 10 ribu. Bagi pengguna kendaraan roda dua, Anda dapat berkendara hingga sampai di bukit terakhir dan parkir di sana. Biaya parkir motor hanya sebesar Rp 5 ribu.
Setelah itu, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuruni bukit yang terjal. Tetap waspada dan berhati-hati ketika turun dari bukit tersebut karena di samping kirinya terdapat jurang yang cukup curam dan berbahaya.
Upacara Larung Sesaji di Pantai Kedung Tumpang
Selain sebagai tempat wisata, Pantai Kedung Tumpang merupakan situs sakral untuk upacara larung sesaji. Berdasarkan artikel berjudul Ritual Larung Sesaji Telaga Ngebel Ponorogo (Studi Historis dan Budaya) yang ditulis oleh Maulana Mitanto dan Abraham Nurcahyo, upacara larung sesaji adalah kegiatan menghanyutkan sesaji yang berisi hasil bumi dengan tujuan untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan karena memberi berkah kepada manusia, serta memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan.
Pengertian lain diungkapkan oleh Muhammad Bisrul Alfin dalam artikel Perubahan Tradisi Larung Sesaji di Kelurahan Karangsari, Kabupaten Tuban Tahun 2008-2014 bahwa larung sesaji adalah tradisi membuang atau melarung sesaji ke tengah laut. Dengan demikian, dapat disimpulkan acara ini merupakan upacara adat dengan melarung sesaji ke laut yang dilakukan sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan dan sebagai penolak musibah.
Upacara larung sesaji dilakukan setahun sekali yakni pada tanggal satu Sura (Kalender Jawa). Menurut Miratul Hasanah dalam artikel berjudul Upacara Adat Larung Sesaji di Pantai Kedung Tumpang Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung (Kajian Folklor) ada beberapa tahapan upacara larung sesaji, yaitu:
- Tahap persiapan
Dalam tahapan ini, ada serangkaian acara yang dilakukan sebelum menggelar acara larung sesaji yang berfungsi untuk menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan acara tersebut agar berjalan lancar. Tahap persiapan meliputi musyawarah, kerja bakti, menyiapkan ubarampe, memasak, dan istighosah. - Tahap pelaksanaan
Setelah semua siap, upacara adat larung sesaji di Pantai Kedung Tumpang dilaksanakan pada tanggal 1 Sura sekitar pukul 13.00 WIB atau setelah Dzuhur. Acara ini dihadiri oleh tamu undangan dari pihak pemerintah dan masyarakat. Tahap pelaksanaan meliputi hiburan pembuka, sambutan-sambutan dan mengajatkan, mengarak ubarampe, berdoa bersama, larung sesaji, dan hiburan penutup. - Tahap pasca pelaksanaan
Setelah upacara larung sesaji selesai, panitia pelaksana melakukan upacara pembubaran panitia. Tujuannya untuk memanjatkan syukur karena acara berjalan lancar.
Komponen ubarampe merupakan komponen penting. Menurut Miratul Hasanah, ubarampe adalah semua perlengkapan yang digunakan dalam suatu upacara adat. Perlengkapan tersebut terdiri atas bahan dan alat.
Ubarampe yang digunakan dalam larung sesaji di Pantai Kedung Tumpang terbagi menjadi dua, yaitu yang dihanyutkan ke laut, dan yang tidak dihanyutkan. Benda-benda yang dihanyutkan di laut terdiri dari bunga setaman, bunga telon, cok bakal (kunyit, jahe, bunga telon, telur jawa, kaca, sisir, suruh, tembakau, gula jawa), buceng mas dan buceng kuat (nasi kerucut), kepala kambing, degan (kelapa), pisang raja, dan sapu lidi.
Sedangkan ubarampe yang tidak dihanyutkan terdiri dari sekul suci ulam sari (nasi gurih dan ayam jago), jenang sengkala, janur, menyan putih, gunungan buah sayur jajan, sega golong, sega punar, urap-urap, pelas lotho, geneman, tahu, kacang goreng, dan srondeng. Setiap ubarampe yang digunakan dalam upacara adat selalu mengandung makna tertentu yang dipercaya oleh masyarakat.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pantai Kedung Tumpang di Tulungagung tak hanya indah untuk tempat wisata, tetapi juga berfungsi sebagai tempat upacara adat yang sakral. Karena itu, saat berkunjung ke pantai ini pengunjung harus menghormati hormati sesaji yang ada dan menjaga kebersihan. Jangan berendam di kolam saat sedang pasang karena berbahaya.