7 Tempat Wisata Surabaya Terpopuler untuk Akhir Pekan
Surabaya adalah ibukota Jawa Timur dan juga merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Jumlah penduduknya mencapai 2.874.314 jiwa pada 2020, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Kota ini berkembang dengan keragaman masyarakat, budaya, kebiasaan dan gaya hidup. Saat ini, Surabaya telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan timur Indonesia.
Melihat latar belakang sejarah yang dirilis dalam sebuah artikel oleh Pemerintah Kota Surabaya, kata Surabaya diambil dari legenda urban ‘Suro’ atau hiu dan ‘Boyo’ atau buaya. Kedua hewan tersebut melambangkan tentara Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan Suro (hiu/berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai Boyo (buaya/bahaya). Surabaya secara harfiah berarti keberanian untuk menghadapi datangnya bahaya yang mengancam.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi di Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak di bidang jasa, industri dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya.
Selain sebagai pusat ekonomi, Surabaya juga memiliki sejumlah destinasi wisata dalam kota yang berkaitan dengan situs sejarah atau budaya. Berikut ini adalah tempat wisata Surabaya yang dapat Anda kunjungi.
1. House of Sampoerna
Dibuka untuk umum sejak 9 Oktober 2003, House of Sampoerna (HoS) adalah kompleks bangunan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1862 dan terletak di kawasan Taman Sampoerna 6, Surabaya.
Kompleks ini awalnya adalah panti asuhan untuk anak laki-laki yang dikelola oleh Belanda. Kemudian pada tahun 1932, kompleks tersebut dibeli oleh Liem Seeng Tee dan direstorasi menjadi fasilitas produksi pertama Sampoerna.
Kompleks House of Sampoerna terdiri dari auditorium pusat yang besar, dua bangunan kecil di sayap Timur dan Barat. Bangunan luar ini digunakan untuk pengolahan tembakau dan cengkeh mulai dari blending, rolling, packing, printing hingga menjadi barang jadi.
Pada 2002, auditorium pusat dan dua bangunan kecil di sayap Timur dan Barat direnovasi dan saat ini berfungsi sebagai museum, The Café and Gift Shop dan ruang pameran Galeri Paviliun serta The Residence.
2. Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu termasuk dalam kategori jembatan nasional dan membentang sepanjang 5,4 kilometer. Bentuknya terlihat sangat indah pada malam hari dengan langit yang gelap dan tampilan lampu yang berwarna-warni.
Jembatan ini menghubungkan Surabaya dan Madura serta merupakan jembatan Indonesia pertama yang melintasi Selat Madura. Jalan penghubung ini pertama kali diresmikan pada 2009.
3. Museum Sepuluh November dan Monumen Tugu Pahlawan
Museum Sepuluh November merupakan museum yang didirikan untuk mengenang keberanian masyarakat Surabaya dalam pertempuran 10 November 1945 dan terletak di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan, Kota Surabaya.
Museum ini dibangun pada 10 November 1991 dan diresmikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 19 Februari 2000. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya merupakan pemilik resmi museum. Pengelolanya adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember.
Bangunan Museum Sepuluh November berada di sebelah Monumen Tugu Pahlawan yang telah ada jauh sebelum bangunan museum didirikan. Bangunan museum didesain di bawah tanah, sehingga hanya atapnya saja yang terlihat agar tidak mengganggu pemandangan Tugu Pahlawan.
Museum Sepuluh November menyimpan memori dan artefak dari perjuangan warga Surabaya yang heroik dalam pertempuran 10 November. Koleksi yang dipamerkan beragam, seperti foto-foto dokumentasi hingga senjata yang dipakai oleh rakyat Surabaya maupun senjata yang pernah dipakai pihak sekutu dan tentara Jepang. Ada pula duplikat surat, pakaian seragam tentara, dan nukilan sejarah yang dilengkapi dengan suara asli.
4. Hotel Majapahit
Hotel Majapahit adalah hotel bersejarah yang terletak di Jalan Tunjungan 65, Kota Surabaya dan dibuka pada tahun 1911. Mulanya, hotel ini bernama Hotel Oranje. Kemudian dalam masa pemerintahan Jepang berganti nama menjadi Hotel Yamato dan digunakan sebagai markas pasukan Jepang.
Hotel ini merupakan tempat terjadinya peristiwa "Insiden Hotel Yamato" yang terkenal pada 19 September 1945 ketika kaum muda Indonesia merobek bagian biru dari bendera Belanda yang dikibarkan di atas hotel dan mengubahnya menjadi bendera merah putih. Setelah kejadian tersebut, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Merdeka.
Pada 1946, Sarkies bersaudara kembali untuk mengelola hotel dan mengubah nama menjadi Hotel LMS. Lalu, pada 1969, Mantrust Holdings Co membeli hotel tersebut dan menamainya Hotel Majapahit. Hingga saat ini, Hotel Majapahit adalah gedung historis klasik dimana sejarah berpadu dengan arsitektur dan fasilitas modern.
5. Taman Bungkul
Jika Anda ingin menikmati beberapa pemandangan di Surabaya maka pergilah ke Taman Bungkul yang terletak di Jalan Raya Darmo. Taman ini merupakan salah satu dari tempat hijau populer di kota dengan area seluas 900 meter persegi.
Taman Bungkul diambil dari nama Mbah Bungkul, makam beliau juga terletak pada taman ini. Mbah Bungkul adalah julukan untuk Ki Supo, seorang ulama di kerajaan Majapahit abad ke-15 yang juga saudara ipar Raden Rahmat atau Sunan Ampel.
Ada berbagai fasilitas penunjang, seperti amfiteater berdiameter 33 meter, trek lari, lahan papan luncur, taman bermain anak-anak, air mancur, dan pujasera. Selain itu, taman ini juga dilengkapi akses internet yang terbuka untuk umum sehingga semua orang bisa mengakses internet selama di taman ini.
6. Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho terletak di Jalan Gading No. 2, Kota Surabaya dan memiliki arsitektur oriental yang melambangkan akulturasi budaya Jawa, Islam, dan China. Akulturasi tersebut dapat terlihat melalui kombinasi warna hijau, kuning, dan merah.
Nama Masjid Cheng Ho diambil dari nama Laksamana Cheng Ho, yakni seorang Laksamana dari China yang berlabuh di Jawa Timur. Bentuk Masjid Cheng Ho terinpirasi dari bangunan Niu Jei, sebuah masjid di Beijing yang dibangun pada 996 M.
Pembangunan Masjid Cheng Ho selesai pada 10 Maret 2002 dan dibuka untuk umum pada 13 Oktober 2002. Secara keseluruhan, masjid ini mampu menampung 200 jamaah. Bangunan masjid memiliki delapan sisi dan setiap nomor memiliki artinya sendiri menurut kepercayaan Islam dan China.
7. Monumen Kapal Selam
Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah bangunan bekas kapal selam yang digunakan sebagai museum dan terletak di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Kapal selam tersebut merupakan KRI Pasopati 410, yaitu salah satu kapal selam milik armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952.
Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Saat ini, pengunjung dapat menikmati interior kapal serta menonton film tentang proses peperangan yang terjadi di Laut Aru.
Itulah tempat wisata Surabaya yang dapat Anda kunjungi. Setiap tempat memiliki pesonanya sendiri dan menawarkan aktivitas yang menyenangkan dari hiruk-pikuk kehidupan kota.