Pembobol Rekening Ilham Bintang Tertangkap, Begini Cara Pelaku Beraksi
Pelaku pembobolan rekening milik wartawan senior Ilham Bintang akhirnya ditangkap kepolisian beberapa hari yang lalu. Sebanyak delapan orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam konferensi persnya, Kepala Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkap muslihat para tersangka melakukan aksinya. Mereka mengambil data korban dengan cara membeli data nasabah kartu kredit. Dari situ, mereka menelusuri mana nasabah yang aktif menggunakan kartu kreditnya. Penelusuran ini mereka lakukan melalui data sistem laporan informasi keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan dan BI Checking.
Langkah selanjutnya, tersangka mendatangi gerai operator untuk meminta kartu SIM atau subscriber identity module telepon selular milik korban. “Dari rekaman CCTV (kamera pengawas) gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange, tersangka datang mengaku sebagai pemilik SIM card dan membuat aduan sehingga terbit kartu baru,” kata Yusri, seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/2).
Pelaku kemudian dengan leluasa menguasai email korban. Verifikasi ulang untuk meminta kode sandi atau password dapat mereka lakukan karena nomor telepon korban ada dalam genggaman.
Aksi terakhir, mereka menguras rekening korban. Caranya, mentrasfer uang milik target ke rekening penampung dan melakukan belanja online.
Kepolisian membekuk lima tersangka yang bernama Desar alias Erwin (27), Teti Rosmiawati (45), Wasno (51), Arman Yunianto (52), Jati Waluyo (32), Hendri Budi Kusumo (24), Rifan Adam Pratama (24), dan Heni Nur Rahmawati (24).
(Baca: Nomor Ponsel Wartawan Senior Dibobol, Kominfo Panggil Semua Operator)
Jual-Beli Data Nasabah
Desar merupakan otak utama kasus ini. Ia bekerja sama dengan Hendri, oknum pegawai bank perkreditan rakyat (BPR) Bintara Pratama Sejahtera di Jakarta. Dari perkenalan di media sosial, Hendri kemudian menjual data SLIK OJK ke Desar.
Data SLIK tersebut berisi informasi pribadi seseorang meliputi alamat, pekerjaan, jabatan, nomor telepon, dan nomor kartu kredit. “H menyalahgunakan wewenangnya dengan menjualbelikan data SLIK OJK ke orang-orang yang tidak bertanggung jawab, termasuk tersangka D,” ucap Yusri.
Hendri tidak melakukan aksinya seorang diri. Dua anak buahnya, yaitu Rifan dan Heni Nur, turut membantu kejahatan tersebut. Ketiganya dengan sengaja membocorkan data nasabah.
Desan dan kawanannya berhasil merampok Rp 1 miliar dari para korbannya. Ilham Bintang salah satu yang jadi korban. Tercatat Rp 300 juta uangnya terkuras.
Pembobolan itu terjadi pada 3 Januari lalu ketika Ilham sedang berlibur di Australia. Melalui akun Facebook-nya, ia bercerita, ada seorang pria datang ke gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange mengaku sebagai dirinya.
Pelaku lalu meminta mengganti kartu SIM bernomor 0816806656. Permintaan itu dipenuhi oleh pegawai Indosat. Alhasil, Ilham mendapati nomor ponselnya tidak bisa digunakan pada hari berikutnya. “Di layar ponsel Indosat saya muncul tulisan SOS,” kata dia melalui akun Facebook-nya pada 15 Januari 2020.
(Baca: Cegah Nomor Ponsel Dibobol, BRTI Kaji Pakai Sidik Jari saat Registrasi)
Ia baru menyadari nomor ponselnya dibobol, ketika hendak mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Commonwealth di bandara di Australia pada 6 Januari. Ternyata, saldonya sudah tidak ada.
Ilham kemudian menelepon kantor cabang Bank Commonwealth pada pukul 06.00 WIB, dan baru terhubung dua jam setelahnya karena baru beroperasi. Ia menanyakan perihal dana di rekeningnya yang habis, dan minta untuk diblokir. Namun, permintaan itu baru bisa dilakukan pada pukul 12.00 WIB.
Bank Commonwealth mencatat, ada 98 transaksi berupa pengiriman uang ke 94 rekening. “Padahal rekening itu saya pakai sebulan sekali untuk bayar kuliah anak di Melbourne, Australia,” kata dia saat diwawancarai reporter TV One.
SVP Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk mengatakan, perusahaan menyesalkan kejadian tersebut dan sudah bertemu Ilham. “Kami akan bekerja sama, termasuk jika ada proses yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini dan menjaga kenyamanan pelanggan,” kata Turina.