Sri Mulyani Dorong Pemerataan Ekonomi di Pertemuan IMF-Grup Bank Dunia
Pandemi Covid-19 telah menujukkan kepada dunia bahwa investasi dalam hal pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon krisis menjadi penting. Karena itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong pemulihan ekonomi yang merata.
Kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara berkembang. Apalagi saat ini semua negara sedang menghadpi risiko krisis tidak hanya pandemi tapi juga bencana alam dan peristiwa terkait iklim.
“Bank Dunia dapat memimpin dan membangun koordinasi yang lebih kuat dengan lembaga keuangan internasional lain untuk memastikan kerja sama kebijakan global yang terpadu guna mengatasi masalah global,” katanya dalam pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Grup Bank Dunia (IMF-WBG), Jumat (15/10).
Dalam pertemuan itu Sri Mulyani hadir mewakili negara-negara anggota South Asia Voting Group (SEAVG). “Grup Bank Dunia dapat membantu pada bidang-bidang utama, seperti memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik, mendorong perbaikan modal manusia, dan mengembangkan kualitas dan volume infrastruktur," ucapnya.
Selain itu, WBG juga harus membantu dalam meningkatkan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting untuk memperkuat ketahanan negara.
Pembangunan yang lebih baik, lanjut Sri Mulyani, menuntut investasi yang tegas dan pembiayaan yang inovatif. Komunitas global pun harus membentuk mekanisme pembiayaan yang memungkinkan banyak negara merespons lebih efektif ancaman global di masa depan untuk lebih cepat memulihkan ekonomi.
Sri Mulyani Bahas Perubahan Iklim dengan Menkeu AS
Sri Mulyani sebelumnya telah bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen di Washington guna membahas agenda G20 hingga Covid-19. Perjumpaan keduanya dilakukan di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan G20 dan Bank Sentral di Washington.
Topik penting yang dibahas antara lain dukungan pendanaan kesehatan hingga soal perpajakan. “Ini termasuk kemampuan deteksi dini dan riset kesehatan secara global dan kapasitas sistem kesehatan di setiap negara,” ujarnya melalui akun instagram @smindrawati, Kamis lalu.
Isu perubahan iklim dan persiapan COP ke-26 di Glasgow, Inggirs juga mengemuka dalam pertemuan tersebut. Isu sensitif seperti kerangka sustainable finance dan pendanaan agenda perubahan iklim turut menjadi pembahasan.
Sri Mulyani mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dan AS penting baik dari segi kerjasama perdagangan, Investasi, teknologi maupun aspek strategis lainnya.
Pemulihan ekonomi dan kebijakan moneter dan fiskal yang dilakukan Amerika Serikat memberikan dampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, baik dari segi ekspor dan aliran modal dan teknologi.