Resesi Ekonomi Mengintai, Bukalapak Gencarkan Strategi Mitra Usaha

Lenny Septiani
23 Oktober 2022, 22:00
Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak

Sejumlah lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia hingga bank investasi JP Morgan memproyeksikan di tahun depan, ekonomi global berpotensi terjadi mengalami resesi. Sinyalemen ini setidaknya terlihat dari proyeksi pertumbuhan domestik bruto global yang diperkirakan akan tumbuh lebih lambat di tahun depan.

IMF memperkirakan, PDB global akan tumbuh lebih rendah sebesar 2,7% dari proyeksi PDB global pada tahun ini di level 3,2%. Sedangkan, The Fed memproyeksikan, pada tahun depan ekonomi AS hanya akan tumbuh 1,2%. Sejalan dengan hal itu, strategi apa yang akan dilakukan oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)? 

President of Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan, dalam menyiasati risiko tersebut, perusahaan mulai menyasar mitra usaha kecil dan mitra usaha di daerah. Mitra yang dalam penjualannya hanya memproduksi dalam jumlah kecil.

"Dua tahun terakhir kami sangat gencar mengumpulkan para produsen (UMKM kecil)," kata Teddy dalam acara “Media Day: Ciptakan Dampak Melalui Inisiatif ESG” di kantor Bukalapak, Jumat (21/10). "Tujuan awalnya bukan inflasi, tapi tujuan awalnya karena lebih bagus, ya."

Teddy mengaku bahwa saat ini fokus perusahaan adalah daerah-daerah di luar tier 1. Pasalnya, mayoritas daerah penyokong transaksi terbesar emiten bersandi BUKA ini masih berada di kota besar di Indonesia. “75 persen dari total transaksi kami berasal dari luar kota-kota besar,” katanya.

Ia mengatakan bahwa saat ini dengan adanya teknologi-teknologi membantu peningkatan jumlah produk. "Demand-nya mulai naik," katanya.

Melihat situasi ekonomi dunia akan tingginya inflasi, Teddy mengatakan ada kemungkinan masyarakat mengurangi belanja produk jenama terkenal (branded) yang mahal. Sehingga, menurutnya permintaan produk-produk dari produsen lokal akan naik. Karena harganya lebih murah dari brand internasional.

“Bukalapak telah berjalan bersama lebih dari 20 juta pelaku UMKM di tanah air, membantu mereka mengembangkan usaha, dan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup,” kata Teddy.

Melalui Mitra Bukalapak, perusahaan tersebut telah merangkul 14.2 juta UMKM di seluruh Indonesia untuk mentransformasi bisnis mereka ke digital. Teddy menyampaikan bahwa para Mitra Bukalapak tercatat berhasil meningkatkan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat dan jumlah pelanggan naik lima kali lipat sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa kesulitan dan ketidakpastian tinggi mewarnai perekonomian tahun depan. Tak ada satupun kepala negara yang ditemuinya dalam sebulan terakhir memandang optimistis perekonomian pada 2023.

"Semua negara berada dalam posisi kesulitan. Arah ekonomi semakin sulit diprediksi," ujar Jokowi di UOB Economic Outlook 2023 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Perang antara Rusia dan Ukraina dinilai memperburuk gangguan rantai pasok global, sehingga mendorong harga energi dan pangan naik semakin tinggi. Lonjakan inflasi pun terjadi di sejumlah belahan dunia, terutama di negara maju seperti Amerika Serikat dan kawasan Eropa.

Tekanan inflasi itu mendorong siklus pengetatan moneter yang semakin agresif di banyak negara. Kenaikan suku bunga berdampak pada melambatnya laju perekonomian. Dari keempat negara dengan ekonomi terbesar dunia, dua di antaranya yakni Amerika Serikat dan Jerman, sudah mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut tahun ini.

 

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...