Bundamedik Bakal Agresif Akuisisi Rumah Sakit Baru
Emiten pengelola rumah sakit dan layanan kesehatan, PT Bundamedik Healthcare System Tbk (BMHS), pada tahun ini berencana mengakuisisi sejumlah rumah sakit baru.
Strategi ekspansi tersebut dilakukan perusahaan seiring dengan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2021 yang membukukan laba bersih senilai Rp 315 miliar, naik 166% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan perusahaan tercatat naik 49%.
Direktur Utama BMHS Mesha Rizal Sini menjelaskan, pada tahun ini, BMHS telah merencanakan berbagai strategi pengembangan bisnis di antaranya ekspansi dan akuisisi sejumlah rumah sakit di kota-kota besar dan perluasan jaringan di kota tier 2 melalui Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dan outlet-outlet Diagnos lab yang terus bertumbuh dengan cepat dan menjangkau Indonesia wilayah Barat dan Tengah.
"Pengembangan layanan medical tourism domestik serta penguatan teknologi di layanan juga terus gencar dilakukan," katanya, dalam keterangan pers, Jumat (21/7).
Meski baru melantai di bursa saham setahun lalu, perusahaan menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 22 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdana pada Jumat ini (22/7). Nilai dividen itu setara 6,98% dari perolehan laba periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 315 miliar.
Selain membagikan dividen sebesar Rp 22 miliar dalam RUPST tahun ini, peseroan juga memutuskan pemanfaatan sisa laba bersih yang akan dicadangkan sebagai laba ditahan. Rapat juga menyetujui perubahan susunan komisaris direksi dengan adanya penunjukkan satu komisaris baru yaitu Sunata Tjiterosampurno serta tiga direktur baru, yaitu Emilia Rouli, Cuncun Wijaya dan Ivonne Rampun.
Dalam kurun waktu setahun sejak IPO, saat ini Bundamedik memiliki 10 unit usaha di dalam ekosistemnya termasuk Bunda Hospital Group, Morula IVF, Klinik Fertilitas Indonesia, Diagnos, dan Indonesian Medical Tourism Board (IMTB), BMHS telah mampu menjangkau 147,8 juta orang di 10 provinsi di Indonesia.
BMHS juga terus memperluas jaringan ekosistemnya ke wilayah luar Jawa, termasuk melalui pembukaan dan klinik dan rumah sakit di Palembang dan Denpasar pada 2021. Secara keseluruhan, jumlah laboratorium yang berada dalam ekosistem BMHS tercatat naik 2 kali lipat selama 2021.
“Ke depan, BMHS siap dengan strategi yang lebih agresif untuk memaksimalkan potensi industri yang diprediksi terus tumbuh signifikan," katanya.
Perseroan akan berfokus pada tiga strategi utama, yaitu perluasan ekosistem perusahaan secara agresif, penambahan kerjasama dengan mitra-mitra strategis, serta penguatan lini bisnis utama.
Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, tercatat perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 28,71 miliar atau turun 55,29% dari laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 64,24 miliar.
Meski pendapatan non-Covid naik, perseroan membukukan penurunan pendapatan secara keseluruhan menjadi Rp 388,89 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 450,21 miliar. Pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan fertilisasi dan klinik sebesar Rp 148,97 miliar atau tumbuh 15,6% dibanding kuartal I 2021.