Adhi Karya Raup Pendapatan Rp 6,32 Triliun, Labanya Naik 23%
Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) melaporkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun ini senilai Rp 10,23 miliar atau naik 23,53% dari periode sebelumnya Rp 8,20 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan perseroan pada semester I sebesar Rp 6,32 triliun atau tumbuh 42,34% dari periode sebelumnya, yakni Rp 4,44 triliun.
Pendapatan terbesar emiten berkode saham ADHI, berasal dari pendapatan teknik dan konstruksi sebesar Rp 5,26 triliun atau naik 42,55% dari tahun sebelumnya Rp 3,69 triliun.
Selain itu, pendapatan lainnya yakni dari property dan hospitality Rp 409,50 miliar atau naik 8,40% dari sebelumnya Rp 377,75 miliar. Selanjutnya, dari manufaktur perseroan memperoleh pendapatan Rp 375,84 miliar atau naik 3,48% dari periode yang lalu yakni Rp 363,177 miliar. Pertumbuhan tinggi pendapatan juga terlihat dari pendapatan investasi dan konsesi senila Rp 273,36 miliar dari tahun lalu hanya meraup Rp 8,31 miliar.
Bersamaan dengan perolehan pendapatan yang besar, namun perseroan mencatatkan beban pokok pendapatannya di semester I yakni Rp 5,62 triliun atau naik 49,17% dari periode sebelumnya Rp 3,77 triliun. Beban pokok pendapatan terbesar berasal dari teknik dan konstruksi yaitu Rp 4,79 triliun atau naik 50,69% dari periode sebelumnya sebesar Rp 3,18 triliun.
Indikator | Semester I 2022 | Semester I 2021 | Perubahan |
Pendapatan | Rp 6,32 triliun | Rp 4,44 triliun | 42,34% |
Laba Bersih | Rp 10,23 miliar | Rp 8,20 miliar | 23,53% |
Aset | Rp 39,20 triliun | Rp 39,90 triliun | -1,73% |
Liabilitas | Rp 33,14 triliun | Rp 34,24 triliun | -3,20% |
Ekuitas | Rp 6,06 triliun | Rp 39,90 triliun | 7,18% |
Sumber: laporan keuangan Adhi Karya, data diolah penulis
Lalu untuk beban usaha, perseroan membukukan sebanyak Rp 331,73 miliar atau turun 0,77% dari tahun sebelum yakni Rp 334,32 miliar. Selain itu, beban keuangan keuangan perseroan Rp 439 miliar atau naik 8,73% dari total sebelumnya Rp 403,98 miliar.
Selain daripada itu, liabilitas perseroan tercatat Rp 33,14 triliun pada semester I atau turun 3,20% dari periode lalu Rp 34,24 triliun. Sedangkan untuk ekuitas, perseroan mencatatkan Rp 6,06 triliun atau naik 7,18% dari jumlah periode sebelumnya Rp 5,59 triliun.
Dalam laporan keuangan, ADHI mencatatkan asetnya yakni Rp 39,20 triliun atau turun 1,73% dibandingkan total aset sebelumnya yakni Rp 39,90 triliun.
Sebagai informasi, PT Adhi Karya Tbk sebelumnya merupakan perusahaan milik Belanda yang bernama Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.). Namun, perusahaan dinasionalisasikan dan ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada 11 maret 1960.
Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada perdagangan awal pekan ini, harga saham ADHI terpantau melemah 3,12% ke level Rp 775 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 2,76 triliun.