Laba Bukit Asam Melesat 246% jadi Rp 6,2 Triliun di Semester I 2022
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun, naik 246% secara tahunan dibanding periode yang sama di tahun lalu secara tahunan yang senilai Rp 1,8 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 18,4 triliun, meningkat 79% persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Bersamaan dengan pertumbuhan laba, perseroan mencatatkan aset perusahaan sebesar Rp 35,9 triliun dari total sebelumnya yakni Rp 36,1 triliun.
Direktur Bukit Asam, Arsal Ismail mengatakan pertumbuhan kinerja yang terjadi karena didorong pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu baru. Selain itu, didorong oleh harga batu bara yang signifikan.
Selanjutnya, total produksi batubara PTBA mencapai 15,9 juta ton atau meningkat 20% pada semester I dibanding periode sebelumnya Rp 13,3 juta ton. Lalu, penjualan batubara PTBA sebanyak 14,6 juta ton atau tumbuh 13% secara tahunan.
Di samping itu, perseroan menyampaikan telah dilakukannya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Hal ini dilakukan untuk mencapai target perusahaan dalam meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api 72 juta ton per tahun pada 2026.
Perseroan juga mengembangkan angkutan batubara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026. Fasilitas ini akan dipergunakan untuk mendukung kerjasama sinergi BUMN rantai pasokan batu bara untuk meningkatkan ketahanan kelistrikan nasional. Penandatanganan Head of Agreement telah dilakukan oleh PTBA, KAI, dan PLN pada 16 Februari 2022.
Pada kesempatan yang sama, perseroan juga memaparkan tentang target Net Zero Emission. Hingga Juni 2022, tercatat total area reklamasi PTBA mencapai 2.144,3 hektar (ha) yang telah ditanam sebanyak 1.333.350 batang pohon.
Lalu, PTBA juga menjalankan sejumlah program dalam mendukung dekarbonisasi seperti menerapkan Eco Mechanized Mining. Program ini untuk mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Kemudian, E-Mining Reporting System yakni sistem pelaporan produksi secara real time dan daring. Langkah lain, penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan halon 1211 pada alat pemadam api ringan (APAR).