Bank DBS Proyeksi IHSG Tembus 7.700 di 2023, 4 Sektor Ini Bakal Cuan

Patricia Yashinta Desy Abigail
6 Desember 2022, 16:09
Bank DBS Proyeksi IHSG Tembus 7.700 di 2023, 4 Sektor Ini Bakal Cuan
Dok DBS
Bank DBS

DBS Group menargetkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2023 akan mencapai level psikologis 7.700 pada skenario dasar. Proyeksi tersebut dengan asumsi pertumbuhan valuasi Price to Earnings Ratio (PER) yang rerata tumbuh 16 kali, kenaikan suku bunga yang melambat, serta membaiknya nilai tukar rupiah. 

Pada skenario paling opimis, Bank DBS memprediksi IHSG akan melaju di rentang 8.200 hingga 8.300. Namun untuk mencapai target ini, suku bunga acuan global perlu turun. Selain itu harga komoditas yang tinggi juga harus bertahan.

Head of Reaserch DBS Group, Maynard Arif menyatakan, perusahaan mengusung tiga tema investasi di tahun 2023 yaitu domestik dan defensif, investasi hijau, serta rotation to laggards.

"Kita mengusung tema ini karena memngingat ada potensi untuk resesi di perekonomian global jadi kami cenderung fokus ke industri domestik atau ke domestik ekonomi, dan juga sektor yang defensif," kata Maynard, dalam acara Group Interview bersama Ekonom Bank DBS - Menilik Kondisi Pasar dan Ekonomi Tahun 2023, Selasa (6/12) di Jakarta.

Adapun, saham-saham yang ada di kelompok domestik dan defensif yaitu saham perbankan, saham konsumer, dan kesehatan. Lalu untuk investasi hijau atau green investments, yaitu transisi energi, renewables, dan Electric Vehicle (EV) dan ekosistem.

Terakhir, rotation to laggards yaitu sektor-sektor yang performanya masih tertinggal namun prospeknya sudah mulai membaik. Contohnya, sektor poultry atau unggas, sektor telekomunikasi, dan sektor properti. Dari sisi sektor, Maynard mengatakan sektor perbankan, sektor konsumer, sektor telekomunikasi dan sektor kesehatan diproyeksikan akan positif di tahun 2023.

Ia juga menilai, pertumbuhan Indonesia di tahun 2023 diproyeksikan tetap positif. "Beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat kita melihat outlook 2023, membagi dari sisi positif dan negatif," katanya. 

Jika dilihat dari sisi positif,  menurutnya tekanan eksternal akan jauh lebih baik dibanding 2022. Menurutnya, The Fed tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga di tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022. Dari sisi lain, mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi tidak akan terjadi penguatan dan ini akan menjadi dampak positif terhadap pasar.

"Kita melihat inflasi tinggi, The Fed agresif tapi tahun 2023 dimungkinkan inflasi akan melambat sehingga kebijakan suku bunganya tidak akan seagresif 2022," katanya. 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...