Bursa Nasdaq Jatuh, Tertekan Kekhawatiran Inflasi Masih Tinggi

Syahrizal Sidik
2 Maret 2023, 08:14
Bursa Nasdaq Jatuh, Tertekan Kekhawatiran Inflasi Masih Tinggi
Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi bursa Wall Street

Bursa saham acuan Wall Street, Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan Rabu kemarin. Indeks S&P dan Nasdaq jatuh di tengah tekanan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan kekhawatiran pelaku pasar mengenai tingkat inflasi masih tetap tinggi.

Hanya indeks Dow Jones Industrial Average yang terkerek 5,14 poin atau 0,02%, menjadi menetap di 32.661,84 poin. Indeks S&P 500 merosot 18,76 poin atau 0,47%, menjadi berakhir di 3.951,39 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 76,06 poin atau 0,66% menjadi ditutup di 11.379,48 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing melemah 1,72 persen dan 1,49 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 1,94 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS membebani ekuitas. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik sekitar 8 basis poin untuk diperdagangkan pada 3,99% di akhir perdagangan Rabu (1/3), setelah sempat melampaui 4% di awal sesi untuk pertama kalinya sejak November. Imbal hasil pada obligasi pemerintah 2 tahun juga naik.

Di sisi ekonomi, PMI (Indeks Manajer Pembelian) manufaktur AS Februari naik tipis menjadi 47,7 persen dari pembacaan Januari sebesar 47,4%.

Institute for Supply Management melaporkan pada Rabu (1/3). Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan indeks mencapai total 47,6 persen. Angka di bawah 50 persen mengindikasikan kontraksi di sektor tersebut.

"Anda bisa melihat pasar sedikit memburuk, imbal hasil mulai naik setelah laporan manufaktur ISM Februari. Harga komponen yang dibayar, benar-benar melonjak, mematahkan penurunan harga beruntun selama empat bulan," kata kepala strategi pasar di Ameriprise Financial di Troy, Michigan, Anthony Saglimbene, seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/3).

"Itu hanyalah bukti lain yang telah kami lihat selama beberapa minggu terakhir bahwa inflasi tetap lebih kuat daripada yang dipikirkan kebanyakan orang pada Januari," kata dia merespons kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi.

Saglimbene menambahkan, pasar obligasi baru-baru ini menunjukkan ada kemungkinan lebih besar Fed dapat memindahkan suku bunga terminal mendekati 6%.

Ekuitas AS telah berada di bawah tekanan baru-baru ini di tengah prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve guna mengendalikan inflasi yang tetap tinggi. Untuk Februari, Dow turun 4,2%, S&P 500 turun 2,6% dan Nasdaq yang padat saham teknologi turun 1,1%.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...