IPO Harita Grup Bisa Salip PGE, Sahamnya Berpeluang Oversubscribed

 Zahwa Madjid
29 Maret 2023, 14:07
IPO Harita Grup Bisa Salip PGE, Sahamnya Berpeluang Oversubscribed
Harita Nickel
Smelter milik Harita Nickel

Calon emiten pertambangan nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) berencana mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023 mendatang.

Trimegah Bangun Persada (TBP) mengincar dana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) hingga US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun (kurs Rp 15.500 per US$) dengan melepas sebanyak 8,1 miliar saham di kisaran harga Rp 1.220 hingga Rp 1.250 per saham. 

Jika jumlah tersebut terserap sepenuhnya, maka IPO TBP akan menjadi yang terbesar di tahun ini menyalip PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang meraih dana IPO Rp 9,05 triliun dan melantai pada 24 Februari 2023.   

IPO TBP juga akan menjadi terbesar ke-5 setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana Rp 21,9 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Rp 18,79 triliun, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,72 triliun, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 12,24 triliun.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Alroy Syada Soeparto menilai saham TBP berpotensi mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) selama peride book building.

Alroy  menjelaskan, sebanyak 6 dari 7 penjamin efek IPO NCKL adalah sekuritas asing yang dapat memberikan indikasi bahwa adanya investor dari luar negeri yang masuk dalam IPO Trimegah Bangun Persada. 

“Ada potensi oversubscribed mengingat porsi saham yang dibagikan kepada publik yaitu 18% sehingga masih menarik dari sudut pandang porsi kepemilikan saham,” ujar Alroy pada Katadata.co.id.

Sebagai bagian dari Grup Harita, perusahaan yang akan menggunakan ticker NCKL bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan nikel sejak tahun 2010. Berlokasi di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, NCKL memiliki dan mengoperasikan lahan tambang nikel seluas 5.524 ha dengan total 161 juta wet metric ton ( wmt) dari cadangan bijih nikel. 

Selain itu, NCKL juga memiliki lahan tambang nikel seluas 3.660 ha lainnya yang sedang dikembangkan dengan total cadangan bijih nikel sebesar 8 juta wmt.

Alroy menilai  hal tersebut membuat saham NCKL menarik untuk dikoleksi jangka panjang. Selain itu, Trimegah Bangun Persada (TBP) juga berencana untuk menggunakan dana hasil IPO untuk membayarkan utang dan melakukan ekspansi usaha.

“Sehingga bisa disimpulkan dana IPO digunakan untuk ekspansi usaha dan penguatan posisi balance sheet dengan menurunkan interest bearing debt to equity ratio. IPO NCKL akan menarik untuk jangka panjang,” ujarnya.

Alroy juga menjelaskan, NCKL membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan Lygend, manufaktur dan perdagangan produk nikel global yang berbasis di Cina. 

Perusahaan telah melakukan sejumlah investasi material kepada anak perusahaan Lygend di Indonesia untuk mengakselerasi bisnis hilirisasinya. Di bawah joint venture tersebut, Lygend bertanggung jawab atas aspek teknis proyek sementara NCKL bertanggung jawab atas infrastruktur serta korespondensi dengan otoritas lokal. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh AME menunjukkan bahwa Proyek HPAL Tahap I JV yang dioperasikan oleh HPL adalah salah satu pabrik peleburan nikel dengan biaya terendah di dunia, selain menjadi pabrik HPAL pertama yang beroperasi di Indonesia.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...