Berita IPO Unicorn Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Investor awal Gojek bercerita soal pertama kali berinvestasi di anak usaha GoTo ini. Ia juga berkomentar soal startup rugi yang IPO.

Perusahaan yang dicatatkan di papan ekonomi baru BEI harus memiliki pendapatan tinggi, menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa dan mempunyai kemanfaatan sosial yang luas.

Startup global, termasuk Indonesia, mengalami sejumlah fenomena seperti PHK, Pivot hingga harga saham dan valuasi yang anjlok.

Beberapa perusahaan teknologi di Silicon Valley, AS disebut zombi unicorn. Di tengah kondisi ini, investor mengingatkan startup untuk memperkuat profitabilitas sebelum IPO. Kenapa?

Jungle Ventures menyarankan startup portofolionya untuk tidak terburu-buru IPO. Investor lainnya mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomen 'zombi unicorn' di Silicon Valley.

Indonesia memimpin dari sisi startup yang melakukan IPO, merger ataupun akuisisi. Salah satunya, IPO Bukalapak dengan nilai penawaran Rp 21,9 triliun.

Kapitalisasi saham GoTo melesat menjadi salah satu tang terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Tiket.com dan Blibli dikabarkan menjajaki merger, lalu bersiap untuk IPO. Apakah keduanya masuk daftar 30 perusahaan yang akan segera IPO?

Tiket.com dikabarkan mempertimbangkan merger dengan Blibli, kemudian bersiap IPO. Kedua startup ini didukung oleh Grup Djarum.

GoTo menargetkan dana Rp 17,99 triliun dari IPO yang direncanakan pada 4 April mendatang.

Harga saham Bukalapak sejak pertama kali IPO hingga kini sudah anjlok 67,52%. Ini turut menggerus nilai kapitalisasi pasarnya yang kini tersisa Rp 28,45 triliun.

Investor kakap berada di balik rencana IPO GoTo untuk melenggang di bursa saham. Mulai dari Presiden Direktur Adaro, Boy Thohir hingga Grup Alibaba.

GoTo sejak Selasa (15/3) resmi menggelar IPO melalui proses Electronic Initial Public Offering (e-IPO) dengan melepas sebanyak 52 miliar lembar saham baru.

Dalam periode lock up saham, manajemen dan pemegang saham besar dari perusahaan publik dilarang menjual saham GoTo selama 8 bulan setelah IPO.

Rencana dual listing GoTo tersebut akan tunduk pada kondisi pasar dan persetujuan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana emiten akan tercatat.