Peternak Unggas Gulung Tikar, Produksi Telur Nasional Berkurang 25%

Tia Dwitiani Komalasari
3 Juni 2022, 15:42
Pekerja memanen telur ayam di Denggungan, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (30/5/2022).
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/wsj.
Pekerja memanen telur ayam di Denggungan, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (30/5/2022).

Kenaikan harga pakan dan rendahnya permintaan akibat Covid-19 menyebabkan banyak peternak gulung tikar. Kondisi tersebut menyebabkan produksi telur nasional berkurang hingga 25%.

Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan, produksi telur nasional yang tercatat di Kementerian Pertanian mencapai 250 juta juta ton per tahun. Produksi telur yang berlimpah tersebut menyebabkan pasokan ke pasar menjadi berlebih atau over supply. Akibatnya harga telur di tingkat konsumen bisa anjlok hingga Rp 12.000 per kg.

Namun saat ini, harga pakan yang terus meningkat menyebabkan banyak peternak rugi. Puncaknya saat Juni 2021, ketika varian Delta Covid-19 mewabah di Indonesia. Permintaan telur merosot karena daya beli masyarakat rendah dan juga pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Harga pakan tinggi disambung merebak kasus Delta (Covid-19), hingga PPKM ketiga, sebabkan daya beli turun, sehingga peternak rontok. Jadi berkurang 25% (produksi telurnya),” kata Yudianto kepada Katadata.co.id, Jumat (3/6).

Meskipun turun signfikan, dia menegaskan, produksi telur ayam nasional masih mencukupi kebutuhan ayam domestik. “Sebab, sebelumnya kondisinya over supply, sekarang yang terjadi adalah mendekati keseimbangan (permintaan dan pasokan),” kata dia.

Dia mengakui bahwa berkurangnya produksi berdampak pada harga jual telur. Saat ini, harga telur ayam di tingkat peternak telah mencapai Rp 25.500 hingga Rp 27.000 per kg.

Menurut Yudianto, kelebihan pasokan telur dapat menyebabkan pedagang mempermainkan harga menjadi anjlok. "Kelebihan pasokan telur 5% dapat mengoreksi harga hingga 40%," ujarnya.

Harga Jagung Naik

Yudianto mengatakan, harga pakan menjadi penyebab utama naiknya biaya produksi telur. Kenaikan harga pakan disebabkan meroketnya harga Jagung. Sebanyak 50 persen bahan pakan ternak unggas merupakan jagung.

Pada 2020, harga pakan ternak unggas mencapai Rp 5.200 per kg, lalu naik menjadi Rp 6.200 per kg pada 2021. Harga pakan tersebut semakin melejit setelah Perang Rusia-Ukraina menjadi Rp 7.600 per kg.  Sementara pakan untuk anak ayam bisa mencapai Rp 8.900 per kg.

Yudianto mengatakan, kenaikan harga pakan ayam bertambah signifikan pada Maret hingga April 2022. “Saat itu, setiap pekannya harga pakan naik Rp 100,” ujarnya.

 Sementara harga jagung saat ini sudah naik dari Rp 4.500 per kg menjadi Rp 6.000 per kg. Harga tersebut lebih tinggi dari harga acuan pembelian di tingkat konsumen sesuai Permendag no.7- 2020 senilai Rp 4.500 per kg. Selain mahal, menurut Yudianto, bahan baku jagung juga sulit didapatkan.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Nasional, rata-rata harga telur nasional meroket jadi Rp 29.450 per kg. Perubahan harga telur tertinggi ada di wilayah Jawa Timur. Harga telur ayam ras segar di Jawa Timur dijual dengan harga Rp 26.500 per kg pada Kamis, 2 Juni 2022, atau naik 4,54% dalam sepekan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...