Penyedia Jasa Wisata Labuan Bajo Mogok Sebulan, Turis Urung Berkunjung

Tia Dwitiani Komalasari
1 Agustus 2022, 14:48
Eksotisme pemandangan Labuan Bajo di sore hari menjelang malam, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pert
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Eksotisme pemandangan Labuan Bajo di sore hari menjelang malam, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini. Selain itu, pemerintah juga telah mewujudkan digitalisasi industri pariwisata di lima destinasi pariwisata super prioritas salah satunya adalah Labuan Bajo.

Pelaku wisata Labuan Bajo melakukan aksi mogok menyediakan jasa pariwisata bagi turis yang datang ke tempat tersebut sebagai protes terhadap penetapan tarif Pulau komodo senilai Rp3,75 Juta. Akibatnya, banyak penyedia jasa layanan travel yang rugi karena turis memilih membatalkan kunjungan ke tempat wisata tersebut.

Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT), Abed Frans, mengatakan para wisatawan memilih membatalkan kunjungan ke Tanaman Nasional (TN) Komodo akibat aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo.

"Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisata, termasuk grup saya juga," katanya dikutip dari Antara, Senin (1/8).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak aksi mogok aktivitas pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, selama Agustus 2022. Aksi mogok sebagai bentuk protes terhadap penerapan tarif baru kunjungan ke Taman Nasional Komodo sebesar Rp3,75 juta.

Abed mengatakan, aksi mogok ini mendatangkan kerugian bagi pelaku wisata. Pasalnya wisatawan yang telah memesan paket wisata ke Taman Nasional Komodo akhirnya membatalkan kunjungan tersebut.

Ia mengatakan, Asita memang kurang setuju dengan cepatnya pemberlakuan kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo. Tetapi di sisi lain, ia juga tidak menyetujui aksi protes dengan cara mogok beraktivitas yang dilakukan para pelaku wisata di Labuan Bajo.

"Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain," katanya.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...