Hadapi Musim Hujan, Ini 6 Strategi Kementerian PUPR Cegah Banjir

Nadya Zahira
29 September 2022, 19:27
Sejumlah warga bermain di permukiman sekitar rumahnya yang terendam banjir di Jalan Anoi Ujung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (17/9/2022).
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.
Sejumlah warga bermain di permukiman sekitar rumahnya yang terendam banjir di Jalan Anoi Ujung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (17/9/2022).

Kementerian Perumahan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) tengah melakukan upaya sebagai antisipasi terhadap potensi bencana banjir pada musim hujan 2022-2023. Terdapat enam strategi yang akan diterapkan kementerian untuk mencegah banjir.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jarot Widyoko, mengatakan bahwa banjir yang biasanya terjadi diakibatkan karena sungai tidak mampu menampung debit yang masuk ke dalam sungai. Pada saat tanahnya masih hutan, sebanyak 80 persen hujan masuk ke dalam tanah dan pohon, sementara sisanya ke sungai.

"Tai sekarang mulai ada perubahan. Inilah mengapa tiap musim hujan selalu banjir," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/9). 

Dia mengungkapkan PUPR ditugaskan untuk fokus pada pembenahan sungai demi mengupayakan antisipasi bencana banjir. "Kami dari PUPR memiliki tugas di sungai, yaitu membuat tampungan air, tapi yang harus menjadi faktor utama adalah pengendalian run off, agar tidak masuk ke sungainya ini," ujar Jarot.

Jarot mengungkapkan bahwa PUPR juga sudah melakukan kerjasama dengan BMKG dalam melakukan antisipasi banjir 2022-2023 ini. “Kita sudah banyak berkoordinasi dengan BMKG khususnya ada prediksi selalu dikasih tau oleh BMKG, sehingga kami mengetahui kapan akan hujan, dan kami bisa langsung berkoordinasi dengan seluruh balai yang ada di indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ujar Jarot.

Terdapat 6 upaya Kementerian PUPR untuk antisipasi banjir: 

1. Membangun bendungan

Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA telah membangun 215 bendungan, dengan volume total yang bisa tertampung  sebesar 7,717 miliar meter kubik. 

Tahun ini, Kementerian PUPR telah membangun delapan bendungan, yaitu Bendungan Ciawi di Bogor, Jawa Barat; Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat; Bendungan Margatiga di Lampung Timur, Lampung; Bendungan Sadawarna di Subang, Jawa Barat; Bendungan Lolak di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara; Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur; Bendungan Tamblang di Buleleng, Bali; dan Bendungan Beringinsila di Sumbawa, NTB.

2. Membangun embung 

Kementerian PUPR juga membangun sejumlah embung yang dinilai dapat mengantisipasi bencana banjir.  Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau rembesan saat musim hujan dan dapat dimanfaatkan saat kekurangan air ketika musim kemarau.

Volume embung maksimal 500 ribu meter kubik dengan kedalaman kurang dari 15 meter. Jarot mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun830  embung sejak 2015.

3. Merevitalisasi danau alam

 Sejak tahun 2016 secara bertahap Kementerian PUPR telah melaksanakan kegiatan revitalisasi 10 danau dari 15 danau kritis yang menjadi prioritas nasional untuk ditangani. Revitalisasi danau tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air melalui pengerukan, pembersihan gulma air/eceng gondok, pembuatan tanggul, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...