Kinerja Industri Tekstil RI Anjlok Imbas Permintaan AS dan Eropa Turun
Kinerja industri tekstil dan produk tekstil atau TPT anjlok disebabkan oleh permintaan global yang menurun signifikan. Hal itu juga dipengaruhi pelemahan rupiah terhadap Dolar AS yang menyebabkan kenaikan harga terhadap bahan baku impor industri tekstil.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, mengatakan kinerja industri tekstil telah turun hingga 30% sejak September lalu. Dia mengatakan, banyak produksi TPT Indonesia yang tidak bisa dipasarkan karena daya beli menurun baik domestik maupun ekspor.
Dia mengatakan, inflasi yang terjadi pada sejumlah negara tujuan ekspor TPT Indonesia menyebabkan permintaan menurun.
"Gak ada sentimen positif yang mendrive permintaan bisa naik, tidak ada permintaan. Karena kondisi global nya juga jelek. Market ekspor TPT Indonesia seperti Eropa dan Amerika melemah tajam," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (26/10).
Kinerja industri tertekan pelemahan rupiah
Penurunan permintaan juga diperparah oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya masih banyak bahan baku tekstil yang diimpor.
Pelemahan rupiah menyebabkan harga pokok produksi tekstil menjadi naik. Artinya beban perusahaan akan semakin berat.
Jemmy mengungkapkan, adanya anacaman resesi global 2023 akan sangat berdampak pada industri tekstil. Pasalnya, saat ini banyak dari anggota asosiasi yang sudah mengurangi jam operasional perusahaan tekstil mereka.