5 Fakta Kereta Cepat Jakarta Bandung yang Akan Beroperasi Agustus

Tia Dwitiani Komalasari
20 Juni 2023, 07:24
Pekerja melintas di area proyek pembangunan Depo Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Depo Tegalluar,Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/5). Area stabling dan alur keluar masuk dengan fasilitas 14 jalur tersebut telah mencapai progres pembangunan pa
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja melintas di area proyek pembangunan Depo Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Depo Tegalluar,Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/5). Area stabling dan alur keluar masuk dengan fasilitas 14 jalur tersebut telah mencapai progres pembangunan pada tahap 83,70 persen.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan akan beroperasi Agustus 2023. Infrastruktur ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional atau PSN yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan Cina. 

Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC, Emir Monti, menyampaikan infrastruktur ini merupakan Kereta Api Cepat pertama di kawasan Asia Tenggara. 

Saat ini Kereta Api Cepat Jakarta Bandung telah memasuki tahapan Testing and Commissioning. Selanjutnya, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memasuki tahap trial run.

Berikut lima fakta Kereta Cepat Jakarta-Bandung:

1. Molor lima tahun

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB sudah dimulai sejak 21 Januari 2016. Sebelumnya, rencana proyek KCJB ini telah disampaikan oleh pemerintah pada Juli 2015.

Awalnya, Pengerjaan proyek ini ditargetkan rampung pada 2018. Namun, target tersebut tidak tercapai dan terus mengalami penundaan hingga direncanakan akan soft launching Agustus 2023.

2. Kecepatan operasional 350/km

PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC telah melakukan testing and commissioning KCJB. Tes tersebut dilakukan secara bertahap hingga mencapai kecepatan operasional 350 km/jam. 

Kecepatan teknis KCJB bahkan bisa mencapai 385 km/jam. Dengan kecepatan tersebut,  waktu tempuh kereta cepat antara Stasiun Halim, Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung hanya sekitar 50 menit.

3. Lewati Empat Stasiun

Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki  total panjang lintasan 142,3 kilometer dan akan melewati empat stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. 

Namun demikian, stasiun yang akan beroperasi saat soft launching Agustus 2023 baru Stasiun Halim dan Padalarang. Sementara dua stasiun lainnya akan beroperasi pada Oktober 2023.

"Seluruh Stasiun KCJB telah didesain sebaik mungkin untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada seluruh pengunjung stasiun. Stasiun akan dibuat megah dan nyaman tapi tetap memberikan keamanan yang maksimal," ujar Emir.

4. Terhubung dengan Moda Transportasi Lain

KCJB akan terhubung dengan berbagai moda transportasi seperti LRT Jabodebek, KA Feeder KCJB, Commuter Line Bandung Raya, Bus Rapid Transit, serta berbagai moda transportasi lainnya. Dengan konektivitas tersebut, KCJB juga termasuk dalam bagian jaringan transportasi perkotaan di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya yang lebih besar.

Selain itu akan tersedia akses jalan tol menuju Stasiun Kereta Api Cepat untuk mempermudah akses masyarakat. KCIC juga telah menjalin kolaborasi dengan berbagai perusahaan transportasi baik taksi, angkutan online, travel, bus, dan lainnya.

5. Biaya Pembangunannya Bengkak

Biaya pembangunan KCJB bengkak  sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun dengan kurs Rp 15.212 per US$. Hal itu disepakati pemerintah Indonesia dan Cina pada Februari 2023.

"Kemarin kami baru dari Beijing, Cina di mana kita telah sepakat cost overrun yang disepakati oleh Indonesia dan Cina sehingga bisa cair segera ke PT KCIC," ujar Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau yang akrab disapa Tiko dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (13/2).

Pembengkakan biaya proyek KCJB ini tak sesuai dengan pengajuan pemerintah Cina. Diketahui, biaya proyek KCJB sudah mengalami pembengkakan beberapa kali.

Awalnya biaya kereta cepat yang diajukan Cina senilai US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 83,6 triliun. Kemudian KKCIC mengestimasikan terdapat pembengkakan biaya menjadi US$ 7,5 miliar atau Rp 114,1 triliun per November 2022.

Pemerintah kemudian melakukan negosiasi kembali dengan pemerintah Cina. Akhirnya kedua pihak sepakat pembengkakan biaya diturunkan menjadi US$ 1,2 miliar.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...