WHO Sebut Afrika Kekurangan Vaksin, Nakes Hadapi Risiko Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dewan Perawat Internasional (ICN) menyerukan percepatan vaksinasi di benua Afrika. Saat ini hanya 15 dari 54 negara di Afrika yang memvaksinasi Covid-19 secara penuh hingga 10% dari populasi mereka.
Percepatan diperlukan di tengah masih gelapnya pengiriman vaksin dan kemacetan dalam peluncuran vaksin di Afrika. WHO menargetkan untuk memvaksinasi setidaknya 10% petugas kesehatan di setiap negara pada 30 September. Adapun, Badan Kesehatan PBB mencatat target itu telah dipenuhi oleh hampir 90% negara berpenghasilan tinggi.
Chief Executive Officer ICN yang berbasis di Jenewa, Howard Catton, mengatakan mereka menganalisis data dari sembilan negara Afrika. Hasil menunjukkan sekitar sepertiga petugas kesehatan masih menunggu dosis pertama vaksin. Selain itu, hanya sekitar 10% petugas kesehatan yang telah divaksinasi lengkap.
"Ini adalah krisis kesehatan dan hak asasi manusia," kata Catton dikutip dari Reuters, Jumat (1/10). Para perawat dan petugas kesehatan masih akan bekerja dengan risiko yang lebih tinggi, tanpa perlindungan vaksin.
Sementara Afrika kesulitan mendapatkan vaksin dosis pertama untuk sebagian besar populasinya, beberapa negara kaya sudah memberikan suntikan dosis ketiga (booster) dan vaksin kepada kelompok muda.
"Kami baru saja melihat seorang miliarder mengirim petugas kesehatan ke luar angkasa. Namun, di bumi ini, kami memiliki jutaan petugas kesehatan yang masih menunggu untuk divaksinasi," kata Catton.
Koordinator untuk Program Pengembangan Imunisasi dan Vaksin WHO Afrika Richard Michigo mengatakan, "Data menunjukkan, 8% dari semua dosis yang diberikan di 39 negara diberikan kepada petugas kesehatan," ujar dia.
Kesempatan petugas kesehatan di daerah pedesaan terpencil ini makin kecil mendapatkan vaksin.
Meski persebaran vaksin belum merata di seluruh dunia, Indonesia bakal mengutamakan stok yang ada untuk vaksinasi dosis ketiga (booster) ketimbang membagikan stok vaksinnya ke negara lain.
Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Prima Yosephine beralasan pasokan vaksin masih sulit untuk didapatkan. Sedangkan pemerintah perlu mencegah lonjakan kasus Covid-19 seperti beberapa waktu lalu.
Oleh sebab itu pemerintah akan mengutamakan stok vaksin untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu, pasokan suntikan kekebalan yang ada juga akan diberikan kepada Warga Negara Asing yang berada di Indonesia dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
"Kita kan agak sulit mendapatkan vaksin ini, jadi harus berpikir dulu bagaimana selamatkan masyarakat," kata Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Prima Yosephine dalam Katadata Forum Virtual Series, Rabu (29/9).
Setelah kebutuhan nasional terpenuhi, Indonesia baru akan membagikan stok vaksin berlebih ke negara yang membutuhkan. "Kita pasti ke arah itu (membagikan vaksin ke negara lain) kalau di sini sudah cukup terjamin," kata dia.
Padahal Presiden Joko Widodo dalam pidato di Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-76 sempat menyoroti ketimpangan vaksin. Jokowi bahkan meminta politisasi dan diskriminasi vaksin segera diselesaikan. "Semua tahu bahwa dalam penanganan pandemi “no one is safe until everyone is”," kata mantan Wali Kota Solo itu.