Ribuan Perawat Australia Mogok Kerja Akibat Kelelahan Hadapi Omicron

Yuliawati
Oleh Yuliawati
15 Februari 2022, 15:12
omicron, australia
ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/FOC/djo
Warga yang antre mendapatkan vaksinasi virus corona (COVID-19) di Sydney Olympic Park di Sydney, Australia, Senin (16/8/2021).

Ribuan perawat di Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia mogok kerja selama 24 jam pada Selasa (15/2).
Mereka mogok kerja setelah pemerintah tak memenuhi tuntutan mengatasi kekurangan staf dan menaikkan gaji.

Perawat dan bidan di seluruh negara bagian terpadat Australia itu serempak mogok kerja. Pemogokan itu berlangsung sepanjang hari yang melibatkan perawat dan bidan lebih dari 150 rumah sakit di seluruh negara bagian itu.

Reuters melaporkan para perawat berkumpul di depan gedung parlemen negara bagian di Sydney. Sebagian membawa poster dengan keluhan kondisi mereka  yang kelelahan menghadapi pandemi Covid-19 dengan varian Omicron. Pesan mereka di antaranya: “Lelah, lelah, lelah dan lelah”, “Butuh lebih banyak perawat sekarang” dan “Berhenti menyuruh kami untuk mengatasinya”.

Adapun mereka menuntut kenaikan gaji lebih dari 2,5% dan meminta pemerintah mengatasi kekurangan staf dengan membuat rasio perawat-pasien yang lebih baik.

Aksi ini terus berjalan meski komisi hubungan industri negara bagian meminta para perawat membatalkan pemogokan dengan alasan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard mengatakan aksi mogok itu “sangat disayangkan” dan “mengecewakan”. Hazzard kepada stasiun radio 2GB mengatakan pemerintah sedang mencari solusi. Namun, perubahan terhadap rasio perawat-pasien akan memakan biaya “satu miliar dolar”.

Kemunculan Omicron, varian yang cepat menular di Australia pada akhir November lalu memicu lonjakan infeksi Covid-19 dan membuat rumah sakit kewalahan. Di Australia, total kasus terkonfirmasi sekitar 2,6 juta.

Beberapa hari terakhir jumlah kasus baru cenderung lebih rendah. Pada hari ini sebanyak 23.000 kasus baru, sementara kasus rawat inap turun ke sekitar 3.000 kasus dari puncaknya sebanyak 5.400 kasus tiga pekan lalu.

Pejabat setempat mencatat 46 kematian baru, sehingga total selama pandemi menjadi sebanyak 4.664 kematian.

Berdasarkan data nurse.org, gaji perawat di Luksemburg menjadi yang tertinggi di dunia mencapai US$ 91.000 per tahun atau sekitar Rp 1,3 miliar/tahun (kurs Rp 14.394/US$). Adapun gaji perawat di Australia berada di posisi lima tertinggi di dunia US$ 69.699 per tahun atau sekitar Rp 995 juta per tahun. Berikut grafik Databoks: 

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...