Kisah WNI Isolasi Mandiri Covid-19 Selama Tujuh Hari di Australia

Rizky Alika
9 Februari 2022, 17:10
isolasi mandiri, australia
ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/HP/djo
Suasana saat lockdown di Sydney, Australia, Senin (23/8/2021).

Sebagian besar negara di dunia menghadapi serangan kasus Covid-19 varian Omicron. Omicron memiliki gejala ringan, tapi tak bisa disepelekan.

Tiap negara punya protokol yang berbeda dalam menangani kasus Omicron. Pemerintah Australia misalnya menerapkan isolasi mandiri di rumah selama tujuh hari bagi kasus corona bergejala ringan.

Berdasarkan data pemerintah Australia pada Selasa (8/2), tambahan kasus konfirmasi harian mencapai 28.202 orang dengan kasus aktif diestimasikan 277.360 orang. Adapun akumulasi jumlah kasus positif Australia sejak masa awal pandemi sebanyak 2.409.247 orang.

Kepala Katadata Insight Center sekaligus peneliti di University of Technology Sydney, Adek Media Roza, menceritakan pengalamannya ketika keluarganya menjalani  isolasi mandiri karena terpapar Covid-19. "Isolasi berlaku bagi seluruh anggota satu rumah," kata Adek, Selasa (8/2).

Keluarga Adek terinfeksi Covid-19 selama dua kali, yaitu pada pertengahan Desember 2021 dan awal Februari 2022. Pada awal Februari ini, sekolah di New South Wales mulai menjalankan kegiatan belajar mengajar.

Murid sekolah diwajibkan untuk tes antigen sebanyak dua kali per minggu. "Anak sekolah mendapatkan pembagian empat test kit antigen per dua minggu," kata Adek.

Ternyata, anak pertama Adek berinisial K terdeteksi positif Covid-19 setelah tes antigen pada hari pertama sekolah. Ia pun diminta menjalankan isolasi. Anak terakhir Adek yang berinisial B mendapatkan hasil tes negatif corona.

Adapun Adek dan istrinya terdeteksi positif Covid-19. Keduanya telah menerima vaksin Covid-19 dosis penguat sekitar satu minggu sebelumnya.

Adek mengatakan, ia mengalami gejala berupa sakit kepala. Begitu pula dengan istrinya juga menunjukkan gejala sejak satu hari sebelum tes Covid-19.

Adek dan keluarganya menerima pesan singkat dari pemerintah yang menginstruksikan isolasi mandiri selama tujuh hari. Jika setelah tujuh hari tidak ada gejala, mereka bisa keluar dari isolasi.

"Jika masih bergejala, isolasi diperpanjang 24 jam, dan begitu seterusnya," ujar dia.

Pihak medis menyarankan Adek dan keluarga hanya disarankan meminum obat parasetamol. Mereka diminta memanggil ambulans bila diperlukan.

australia
Suasana di Australia (ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/HP/djo)




Selama dua hari, K hanya mengalami batuk serta pulih dengan cepat. Sedangkan, Adek dan istri mengalami sejumlah gejala selama empat hari. "Saya dan istri babak belur," katanya.

Gejala meliputi batuk, tenggorokan gatal, demam, meriang di malam hari, kepala pusing, badan pegal linu, sakit di mata, dan loyo. Meski begitu, mereka tidak diminta menjalankan tes Covid-19 ulang untuk memastikan telah pulih dari corona.

Adek juga mengonfirmasikan hal itu kepada kepala sekolah anak sulungnya. "Tidak perlu tes. Hasilnya kemungkinan besar akan tetap positif karena baru tujuh hari," ujar Adek, menirukan pesan dari kepala sekolah.

Apabila tidak ada gejala, sekolah tetap mengizinkan K untuk kembali ke belajar tatap muka. Sekolah pun tidak diliburkan apabila ada murid yang positif. Isolasi hanya dilakukan pada murid yang positif.

"Jadilah K dan B pagi ini (8/2) masuk sekolah setelah liburnya 'diperpanjang' sepekan," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...