Nelayan Harus Bayar Solar Mahal, Kemenkop UKM Perbanyak 'SPBU Mini'

Andi M. Arief
12 September 2022, 16:21
nelayan,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Nelayan menyandarkan perahu di Kampung Nelayan Kalibaru, Cilincing, Jakarta, Jumat (9/9).

Para nelayan kesulitan mendapatkan akses BBM bersubsidi solar karena masih minimnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan atau SPBN. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atau Kemenkop UKM yang mendapat tugas untuk untuk menstabilkan harga BBM untuk nelayan bakal memperbanyak tempat pengisian BBM skala mini. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebagian besar nelayan perlu membeli solar bersubsidi di atas harga yang ditetapkan pemerintah Rp 6.800 per liter. Penyebabnya, jumlah SPBN di dalam negeri hanya sekitar 388 unit, sedangkan jumlah desa pesisir di penjuru negeri mencapai 11.000 titik.

"Nelayan sekarang mendapatkan solar dari pengecer, sehingga harga solar rata-rata Rp 10.000 per liter," kata Teten di Kanor Kemenkop UKM, Senin (12/9).

Teten mengatakan Kemenkop UKM, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan penugasan langsung dari presiden untuk menstabilkan harga BBM untuk nelayan.

Salah satu strategi dengan mendirikan SPBN dengan model bisnis yang mirip dengan Pertashop. Dari laman resmi MyPertamina, Pertashop adalah lembaga penyalur bahan bakar resmi dari Pertamina yang berskala kecil untuk menyediakan bahan bakar minyak (BBM), LPG non subsidi, dan produk Pertamina lainnya.

Artinya, strategi stabilisasi harga yang disiapkan adalah efisiensi distribusi dengan skema antar bisnis atau Business to Business (B2B). Teten mengatakan pemerintah akan membuat pilot proyek terkait penekanan harga solar bagi nelayan di tujuh tempat.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...