Mengapa Karyawan Twitter Pilih Keluar daripada Bekerja dengan Elon?
Karyawan Twitter memilih mengundurkan diri dari perusahaan pada Kamis (17/11). Tindakan tersebut diambil karyawan Twitter setelah Elon Musk meminta karyawan untuk berkomitmen kerja ‘hardcore’.
Pada Rabu (16/11), Elon Musk mengirim email pertanyaan kepada seluruh karyawan Twitter untuk berkomitmen pada budaya kerja ‘hardcore’ yang berarti karyawan diminta untuk bekerja untuk waktu yang panjang dengan intensitas tinggi. Jika tidak menyetujui komitmen tersebut maka dianggap mengundurkan diri.
Bila mengundurkan diri, “anda akan menerima dokumen untuk pengonfirmasi dan tawaran pesangon sebagai ganti pemisahan persetujuan,” kata email tersebut dikutip dari CNBC Internasional.
Karyawan diberi batas waktu untuk membuat keputusan hingga pukul 17.00 waktu bagian timur pada hari Kamis (17/11).
Dia meminta karyawan untuk mendukung visinya pada ‘Twitter 2.0’.
Dikutip dari CNBC Internasional, menjelang batas waktu yang ditetapkan Musk, para insinyur dan karyawan Twitter mengunggah pesan selamat tinggal ke grup obrolan.
Grup obrolan tersebut dibanjiri oleh pesan selamat tinggal dan pesan “terima kasih atas layanan anda”.
Namun, tidak diketahui jumlah karyawan yang memilih untuk mengundurkan diri.
Musk pun mengirim email yang mengatakan bahwa manajer harus bertemu dengan karyawan secara langsung seminggu atau sebulan sekali.
Email tersebut juga menjelaskan bahwa manajer dapat dipecat jika mengizinkan karyawan bekerja dari jarak jauh tanpa bukti pekerjaan dari karyawan tersebut.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Musk meminta beberapa insinyur top yang mengundurkan diri untuk mempertimbangkan tetap bertahan.
Pengunduran diri karyawan mempengaruhi bagian penting dari operasi teknik perusahaan. “Seluruh tim yang mewakili infrastruktur kritis secara sukarela meninggalkan perusahaan, meninggalkan perusahaan dalam risiko serius untuk dapat pulih,” kata karyawan tersebut.
Namun, banyak yang meninggalkan Twitter karena tidak merasa perlu untuk tetap bertahan. Mereka yang bertahan karena alasan tertentu, seperti Twitter bersesia mensponsori visa AS mereka.
“Kami adalah profesional yang terampil dengan banyak pilihan, jadi Musk tidak memberi kami alasan untuk tetap tinggal dan banyak yang pergi,” tulis mereka.
Dalam unggahan Twitternya, Director of Product Management Twitter Esther Crawford mengatakan kepada semua Tweeps yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia berkata, “terima kasih telah menjadi rekan tim yang luar biasa melalui suka dan duka.”
“Aku tidak sabar untuk melihat apa yang kamu lakukan selanjutnya,” ujarnya.
Setelah Elon Musk resmi membeli Twitter dengan harga US$ 44 miliar pada akhir Oktober, ia memecat tiga petinggi Twitter dan memecat sekitar 3.700 karyawan.