Utang Luar Negeri Susut Rp41 T, RI Bayar Utang ke Hong Kong & Jepang
Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia menyusut US$ 2,8 miliar atau Rp 41,6 triliun (kurs Jisdor akhir Agustus Rp 14.853/US$) dalam sebulan menjadi US$ 397,4 miliar pada Agustus 2022. Penurunan terutama berasal dari Hong Kong, Jepang dan jenis kreditur lainnya di saat utang kepada Cina naik.
Utang Indonesia dari Hong Kong turun US$ 600 juta dalam sebulan, disusul Jepang US$ 587 juta serta penurunan dari beberapa negara lainnya, di sisi lain utang dari Cina justru naik US$ 159 juta. Utang kepada organisasi internasional juga turun US$ 408 juta, serta dari jenis kreditur lainnya turun US$ 950 juta.
"Secara tahunan, posisi utang luar negeri Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5%, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1%," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/10).
Utang luar negeri yang dipegang oleh pemerintah berkurang. Posisinya pada Agustus sebesar US$ 184,9 miliar, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya US$ 185,6 miliar.
Penurunan utang Pemerintah karena penurunan pinjaman seiring dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas. Sementara itu, posisi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) secara neto meningkat seiring dengan peningkatan inflow pada SBN domestik.
Junanto menyebut aliran modal asing yang masuk ke pasar SBN itu mencerminkan kepercayaan investor asing yang tetap terjaga di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Utang milik swasta berkurang lebih banyak dibandingkan milik pemerintah. Posisi sampai Agustus sebesar US$ 204,1 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar US$ 206,1 miliar. Secara tahunan, utang luar negeri swasta terkontraksi 2%, lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2%.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi utang lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan karena pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya," kata Junanto.
Seiring penurunan tersebut, BI melihat struktur utang luar negeri Indonesia itu tetap sehat. Hal ini tercermin dari struktur utang yang masih didominasi oleh utang jangka panjang, yakni 87,1% dari total utang luar negeri Indonesia. Utang bertenor panjang oleh swasta sebesar 75,1% dan pemerintah dengan pangsa 99,9%.
Selain itu, utang luar negeri Indonesia pada bulan Agustus 2022 tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,4%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,7%.