Rupiah Menguat 1% Sepekan ke level Rp 14.900/US$, Simak Penyebabnya

Rupiah menguat 1,03% sepekan terakhir dengan parkir di level Rp 14.996 per dolar AS di pasar spot sore ini. Penguatan terbantu meredanya kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan, meski berpotensi menghadapi pasar yang cukup bergejolak pekan depan.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,34% dibandingkan sehari sebelumnya. Kurs Garuda mampu menguat saat mayoritas mata uang Asia lainnya jatuh, yen Jepang melemah 0,41%, dolar Singapura 0,14%, won Korea Selatan 0,20% hingga yuan Cina 0,02%.
"Rupiah dalam sepekan ini menguat cukup tajam di dorong oleh membaiknya sentimen di pasar oleh meredanya kekuatiran krisis perbankan," kata Analis DCFX Lukman Leong dalam catatannya, Jumat (31/3).
Sejumlah kabar baik datang sepekan terakhir yang meredakan kekhawatiran pasar soal krisis perbankan di AS. Selain komitmen regulator menjamin simpanan deposan, kabar positif juga datang dari akuisi sebagian aset Silicon Valley Bank oleh First Citizens BancShare.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah juga terbantu masih masifnya aliran masuk modal asing ke pasar obligasi pemerintah. Ekspor yang kuat dan harga komoditas yang relatif masih tinggi diperkirakan bisa terus mendukung rupiah.
Lukman melihat perdagangan rupiah pada pekan depan akan lebih volatile di rentang Rp 14.800-Rp 15.300 per dolar AS. Perdagangan pekan depan skan sangat padat dengan rilis sejumlah data penting eksternal dan internal.
Data ekonomi dari internal yaitu data inflasi Maret yang diperkirakan akan lebih rendah, sedangkan cadangan devisa diperkirakan akan naik. Dua data itu diperkirakan bjsa mendukung penguatan rupiah.
"Dari eksternal, data tenaga kerja AS NFP diperkirakan akan kembali menunjukkan angka-angka yang solid dan ini akan menguatkan dolar AS," kata Lukman.