IHSG dan Rupiah Melemah Pasca-Pengumuman The Fed
KATADATA ? Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kembali melemah setelah sempat menguat pasca-pengumuman penundaan penghentian stimulus oleh The Fed.
Pada penutupan perdagangan sesi I Senin (23/9), indeks berada di posisi 4.533,43 poin, turun 50,40 poin dibandingkan penutupan pada Jumat (20/9) lalu.
Ini merupakan pelemahan kali kedua setelah The Fed mengumumkan penundaan penghentian stimulus. Pada perdagangan penutupan perdagangan Kamis (19/9) IHSG menguat 207,48 atau 5 persen. Namun sehari kemudian, indeks langsung turun 86,91 poin atau turun 2 persen.
Demikian pula dengan rupiah, yang hingga pukul 12.00 berada di posisi Rp 11.495 per dolar di pasar spot. Padahal pada Kamis lalu, rupiah smpat ditutup menguat di level Rp 10.847 per dolar.
Budi Hikmat, Kepala Ekonom dan Direktur PT Bahana TCW Investment Management, meminta investor untuk tetap waspada. Penguatan indeks dan nilai rupiah pasca pengumuman The Fed hanya berlangsung sementara, karena pengurangan stimulus oleh The Fed pasti akan terjadi cepat atau lambat.
Menurutnya, pasar finansial Indonesia tetap akan terpengaruh situasi fundamental di dalam negeri, terutama yang disebabkan defisit neraca transaksi berjalan. Inilah, kata dia, yang masih berisiko menimbulkan persepsi negatif bahwa perekonomian Indonesia sudah terlalu panas.
Haryo Aswicahyono, ekonom senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS), berharap para pengambil kebijakan tidak terlena dengan kebijakan The Fed yang menunda penghentian stimulus. Indonesia, menurutnya, tetap perlu melakukan reformasi ekonomi terutama untuk mengatasi neraca transaksi berjalan yang defisit.